Rasio Signal to Noise (S/N) adalah jarak
antara level sinyal dengan level dimana mulai terdengar noise. Besarnya
S/N biasanya dinyatakan dalam dB (desibel).
Untuk
mengetahuinya secara praktis (selain membaca manual alat) dapat kita
gunakan cara berikut : Tanpa ada bunyi sinyal apapun, kita naikkan
volume sampai kita mendengar adanya bunyi noise. Itulah nilai S/N dari
alat yang kita operasikan.
Nilai
S/N 30dB artinya ada 30dB sinyal dengan 0dB noise, dan juga berarti ada
31dB sinyal dengan 1dB noise, serta ada 50dB sinyal dengan 20dB noise,
dst.
Semakin besar nilai S/N
berarti semakin bebas alat tersebut dari noise. Alat dengan S/N 70dB
lebih baik dari alat dengan nilai S/N 40dB. Alat pertama dapat
menghasilkan bunyi yang bebas noise hingga 70dB, sedangkan alat kedua
hanya mampu menghasilkan bunyi bebas noise 40dB saja.
Dengan mengetahui batas S/N, maka kita akan tahu sampai batas mana audio yang kita hasilkan bersih dari noise
Sumber http://www.operator-sound.com/mixerprosesor.htm
Friday, April 4, 2014
Sunday, March 16, 2014
SETTING EQUALIZER UNTUK PIDATO
Secara garis besar, frekuensi pidato
dapat dibagi atas 3 area utama : fundamental, huruf hidup (vowel : a, i,
u, e, o) dan huruf mati (konsonan).
Fundamental pidato ada di frekuensi 125-250 Hz. Disini kualitas suara terdapat. Kita dapat mengenali suara si pembicara di frekuensi ini.
Huruf hidup muncul di frekuensi 350 Hz – 2 kHz. Huruf mati muncul di 1,5 – 4 kHz.
60 % energi suara muncul di frekuensi 63 - 500 Hz dengan hanya 5 % tingkat kejelasan suara. Sementara itu area 500 Hz – 1 kHz menampilkan 35 % kejelasan suara. Dan akhirnya area 1 – 8 kHz menghasilkan 60 % kejelasan suara.
Terlalu banyak boost di antara 1 – 4 kHz dapat menyebabkan pendengar lelah. Tetapi vokal dapat dibuat menonjol dengan boost di 3 kHz. Terlalu banyak boost di area 5 -16 kHz dapat menyebabkan sibilance (desis ‘ssss’)
Fundamental pidato ada di frekuensi 125-250 Hz. Disini kualitas suara terdapat. Kita dapat mengenali suara si pembicara di frekuensi ini.
Huruf hidup muncul di frekuensi 350 Hz – 2 kHz. Huruf mati muncul di 1,5 – 4 kHz.
60 % energi suara muncul di frekuensi 63 - 500 Hz dengan hanya 5 % tingkat kejelasan suara. Sementara itu area 500 Hz – 1 kHz menampilkan 35 % kejelasan suara. Dan akhirnya area 1 – 8 kHz menghasilkan 60 % kejelasan suara.
Terlalu banyak boost di antara 1 – 4 kHz dapat menyebabkan pendengar lelah. Tetapi vokal dapat dibuat menonjol dengan boost di 3 kHz. Terlalu banyak boost di area 5 -16 kHz dapat menyebabkan sibilance (desis ‘ssss’)
SETTING GATE
Setting GATE
Salah satu perangkat yang sering digunakan dalam sound system adalah Gate. Terutama setting sound drum,dimana komponen seperti snare, hihat, tom, kick dll letaknya berdekatan dan rawan kebocoran bunyi.
Secara singkat Gate adalah : alat
yang tidak akan meneruskan sinyal (dalam satuan dB) apabila nilai level
signal-nya di bawah nilai threshold yang ditentukan. Lalu kontrol apa yang biasanya menjadi standar dalam perangkat Gate? Yang utama adalah :
- Threshold
: kontrol ini yang akan menentukan di level berapa signal diperbolehkan
masuk gate. Apabila di bawah nilai ini, maka signal akan ditutup dan
tidak diteruskan. Semakin besar dB yang kita set, semakin besar signal
yang dibutuhkan untuk membuka gate.
- Attack : mengontrol kecepatan gate bereaksi apabila signal sudah memasuki ambang threshold.
- Release : menentukan seberapa cepat gate kembali menutup setelah sebuah signal dibiarkan melewati gate.
Setiap
produsen menambahkan fitur-fitur lain sebagai pelengkap. Bacalah manual
alat tersebut. Atau luangkan waktu untuk mencoba berbagai fitur
tersebut.
Gate biasanya disisipkan di insert mixer. Mengapa demikian?
Dengan melewati insert mixer, berarti signal sudah melalui proses
treatment gain melalui gain / trim. Hal ini akan mempermudah kita apabila ada permasalahan yang timbul di tengah pertunjukan.
Setting Gate : dapatkan struktur gain dengan meminta pemain drum untuk mencoba dulu satu persatu. Mulai kick, snar, hihat, tom. Setelah itu lakukan sedikit equalisasi sampai sound dari masing-masing channel dianggap memuaskan. Baru setelah itu kita tentukan setting threshold Gate. Tentukan nilai attack terbaik agar gate bereaksi secepat mungkin dan natural . Kalo sudah dengarkan hasilnya. Apabila ada bunyi sustain mengganggu maka putuskan berapa nilai release terbaik.
Lakukan proses ini satu persatu, mulai kick, snar, hihat, dan seterusnya sampai semua yang perlu di gate telah masuk. Ingat bahwa drummer adalah manusia yang staminanya bisa menurun. Karena itu tentukan nilai threshold dengan bijak. Jangan terlalu ekstrim menentukan threshold karena nantinya mengakibatkan hasil sound tidak natural.
Artikel ini tidak serta merta membuat kita jadi piawai dalam men-setting gate, tentunya tetap dibutuhkan praktek dan latihan untuk mengasahnya
Baca juga SETTING COMPRESSOR
Saturday, March 15, 2014
SETTING REVERB
Anda tentu nya sering mendengar ungkapan penyanyi kamar mandi kan?
Ungkapan ini ada karena banyak orang yang senang bernyanyi sewaktu
mandi. Lalu, kenapa orang senang bernyanyi di kamar mandi? Jawaban nya
adalah: di kamar mandi suara kita akan bergema, sehingga terdengar lebih
bagus. Gema inilah yang dalam bidang audio engineering kita sebut
dengan reverb. Jangan dicampur dengan echo lho, karena itu adalah hal
lain. Terkadang sewaktu karaoke orang bilang, minta echo nya tambah
donk!. Maksud nya adalah reverb nya yang ditambah.
Reverb: adalah suatu efek yang terjadi karena suara yang dipantulkan di dalam satu ruangan. Jadi kita tak akan mendengar ada nya reverb di ruangan terbuka seperti misalnya lapangan bola.
Tiap ruangan memiliki karakteristik reverb yang berbeda, yang mana ditentukan oleh beberapa faktor spt:
* Bahan dan bentuk dari dinding ruangan
* Luas nya ruangan
* Banyak nya material / benda di dalam ruangan tersebut
Kembali ke contoh kamar mandi. Coba anda bernyanyi, atau menepuk tangan anda di kamar mandi, lalu bandingkan dengan misalnya di kamar tidur anda. Suara Reverb nya beda kan? Mungkin di kamar tidur anda, anda tak menyadari ada nya reverb, atau ada reverb yang sedikit sekali. Kenapa bisa begitu?
Setelah kita perhatikan 3 faktor diatas. Ternyata inilah yang menyebabkan perbedaan antara karakter reverb yang ada di kamar mandi, dengan reverb yang ada di kamar tidur anda. Dari contoh kita di atas, faktor yang paling menentukan adalah:
Kamar mandi dinding nya biasa nya terbuat dari tembok dan kaca, lantai nya juga dari keramik atau marmer. Material2 ini tidak menyerap suara.
Kamar tidur biasa nya di tengah nya ada sebuah ranjang besar yang menyerap suara. Belum lagi mungkin ada tirai, karpet, pakaian yang digantung, dll
Perbedaan ini saja sudah cukup untuk menjadikan kedua ruangan tersebut memiliki karakter reverb yang sangat berbeda.
Di bidang audio engineering, kita menggunakan berbagai parameter di efek unit reverb kita untuk men simulasi kan reverb yang terjadi di alam. Apabila anda perhatikan efek unit atau plug in reverb anda, maka akan didapati beberapa parameter seperti pre delay, early reflection, RT 60 / reverb time 60 dB, Diffusion, High Cut / Low Cut, dsb. Di bawah ini adalah keterangan singkat dari tiap2 parameter yang ada.
Pre Delay: Pantulan pertama yang kembali dari pantulan dinding yang terdekat. Otak manusia mempersepsikan reverb ketika jarak pre delay adalah kurang dari 100 ms. Apabila lebih dari itu, maka dibilang adalah echo.
Early Reflection: Beberapa pantulan pertama yang terjadi sebelum reverb yang sesungguh nya datang. Beberapa pantulan pertama ini lah yang mempersepsi kan bentuk ruangan serta luasnya ruangan tersebut.
Hi-Cut: Utk meng-cut high frequency nya dari reverb. Karena apabila suara dipantulkan, maka dia akan kehilangan sebagian dari high frequency nya. Selain itu high frequency sangat mudah untuk di absorb oleh material spt karpet atau pakaian. Jadi, ini lah yang dicoba untuk di simulasi oleh reverb unit dengan mengatur parameter Hi- Cut.
Diffusion: Setting yang mengatur kejelasan nya dari sebuah reverb
RT 60: Panjang nya waktu sebelum reverb berkurang sebanyak 60 dB. Sering disebut juga sebagai Reverb Time, atau Sustain, Decay, dll
Tiga jenis Reverb utama yang paling sering digunakan adalah:
* Plate
* Room
* Hall
Ketika mixing reverb biasanya digunakan sebagai efek send. Alasan nya adalah: apabila digunakan dalam posisi insert, maka anda harus memasang sebuah unit pada setiap channel yang membutuhkan reverb. Sedangkan dalam posisi send, reverb cukup di insert pada aux channel / effect channel. Selanjutnya anda tinggal membuka aux bus dari channel yang ingin diberi efek. Selain menghemat CPU, dengan hanya menggunakan satu atau dua buah unit saja, maka hasil mixing anda akan terdengar lebih menyatu karena karakteristik reverb nya sama.
Ketika Reverb digunakan sebagai efek send (aux), maka harus diingat settingan mix adalah Wet 100 % dan Dry 0 %. Pada auxiliary channel kita hanya ingin mendapatkan Sound Reverb nya ( wet ). Sound asli nya ( dry ) berada pada track channel nya.
Tambahan :
Menggunakan 2 buah reverb atau lebih dalam satu lagu bisa membantu apa yg disebut “depth balance”
Misalnya
Reverb pertama settingan Pre Delay 0 ms, Reverb Time 1 second, Karakteristik mid low. Bisa kita pakai untuk menambah sustain dari beberapa instrument spt tom atau acoustic guitar dry. Reverb ini berfungsi menambah nuansa tanpa mengganggu reverb kedua
Reverb kedua settingan Pre Delay 20 ms, Reverb Time 2 seconds, Karakteristik mid bright. Bisa kita pakai untuk snare, vocal, atau instrument lain nya yg diinginkan.
Ketika digunakan, maka instrument2 yang menggunakan reverb pertama sustain nya akan habis lebih dahulu sehingga menciptakan depth yang berbeda daripada reverb kedua.
Reverb: adalah suatu efek yang terjadi karena suara yang dipantulkan di dalam satu ruangan. Jadi kita tak akan mendengar ada nya reverb di ruangan terbuka seperti misalnya lapangan bola.
Tiap ruangan memiliki karakteristik reverb yang berbeda, yang mana ditentukan oleh beberapa faktor spt:
* Bahan dan bentuk dari dinding ruangan
* Luas nya ruangan
* Banyak nya material / benda di dalam ruangan tersebut
Kembali ke contoh kamar mandi. Coba anda bernyanyi, atau menepuk tangan anda di kamar mandi, lalu bandingkan dengan misalnya di kamar tidur anda. Suara Reverb nya beda kan? Mungkin di kamar tidur anda, anda tak menyadari ada nya reverb, atau ada reverb yang sedikit sekali. Kenapa bisa begitu?
Setelah kita perhatikan 3 faktor diatas. Ternyata inilah yang menyebabkan perbedaan antara karakter reverb yang ada di kamar mandi, dengan reverb yang ada di kamar tidur anda. Dari contoh kita di atas, faktor yang paling menentukan adalah:
Kamar mandi dinding nya biasa nya terbuat dari tembok dan kaca, lantai nya juga dari keramik atau marmer. Material2 ini tidak menyerap suara.
Kamar tidur biasa nya di tengah nya ada sebuah ranjang besar yang menyerap suara. Belum lagi mungkin ada tirai, karpet, pakaian yang digantung, dll
Perbedaan ini saja sudah cukup untuk menjadikan kedua ruangan tersebut memiliki karakter reverb yang sangat berbeda.
Di bidang audio engineering, kita menggunakan berbagai parameter di efek unit reverb kita untuk men simulasi kan reverb yang terjadi di alam. Apabila anda perhatikan efek unit atau plug in reverb anda, maka akan didapati beberapa parameter seperti pre delay, early reflection, RT 60 / reverb time 60 dB, Diffusion, High Cut / Low Cut, dsb. Di bawah ini adalah keterangan singkat dari tiap2 parameter yang ada.
Pre Delay: Pantulan pertama yang kembali dari pantulan dinding yang terdekat. Otak manusia mempersepsikan reverb ketika jarak pre delay adalah kurang dari 100 ms. Apabila lebih dari itu, maka dibilang adalah echo.
Early Reflection: Beberapa pantulan pertama yang terjadi sebelum reverb yang sesungguh nya datang. Beberapa pantulan pertama ini lah yang mempersepsi kan bentuk ruangan serta luasnya ruangan tersebut.
Hi-Cut: Utk meng-cut high frequency nya dari reverb. Karena apabila suara dipantulkan, maka dia akan kehilangan sebagian dari high frequency nya. Selain itu high frequency sangat mudah untuk di absorb oleh material spt karpet atau pakaian. Jadi, ini lah yang dicoba untuk di simulasi oleh reverb unit dengan mengatur parameter Hi- Cut.
Diffusion: Setting yang mengatur kejelasan nya dari sebuah reverb
RT 60: Panjang nya waktu sebelum reverb berkurang sebanyak 60 dB. Sering disebut juga sebagai Reverb Time, atau Sustain, Decay, dll
Tiga jenis Reverb utama yang paling sering digunakan adalah:
* Plate
* Room
* Hall
Ketika mixing reverb biasanya digunakan sebagai efek send. Alasan nya adalah: apabila digunakan dalam posisi insert, maka anda harus memasang sebuah unit pada setiap channel yang membutuhkan reverb. Sedangkan dalam posisi send, reverb cukup di insert pada aux channel / effect channel. Selanjutnya anda tinggal membuka aux bus dari channel yang ingin diberi efek. Selain menghemat CPU, dengan hanya menggunakan satu atau dua buah unit saja, maka hasil mixing anda akan terdengar lebih menyatu karena karakteristik reverb nya sama.
Ketika Reverb digunakan sebagai efek send (aux), maka harus diingat settingan mix adalah Wet 100 % dan Dry 0 %. Pada auxiliary channel kita hanya ingin mendapatkan Sound Reverb nya ( wet ). Sound asli nya ( dry ) berada pada track channel nya.
Tambahan :
Menggunakan 2 buah reverb atau lebih dalam satu lagu bisa membantu apa yg disebut “depth balance”
Misalnya
Reverb pertama settingan Pre Delay 0 ms, Reverb Time 1 second, Karakteristik mid low. Bisa kita pakai untuk menambah sustain dari beberapa instrument spt tom atau acoustic guitar dry. Reverb ini berfungsi menambah nuansa tanpa mengganggu reverb kedua
Reverb kedua settingan Pre Delay 20 ms, Reverb Time 2 seconds, Karakteristik mid bright. Bisa kita pakai untuk snare, vocal, atau instrument lain nya yg diinginkan.
Ketika digunakan, maka instrument2 yang menggunakan reverb pertama sustain nya akan habis lebih dahulu sehingga menciptakan depth yang berbeda daripada reverb kedua.
SETTING COMPRESSOR
Compressor adalah sebuah alat yang termasuk dalam kategori gain
based. Sewaktu kita menyetel parameter2 yang terdapat pada sebuah unit
compressor, digunakan satuan dalam dB. Compressor berguna utk membuat
signal lebih rata atau stabil. Tidak terlalu naik turun.
Dahulu sewaktu rekaman banyak dilakukan di pita analog, ketika seorang Sound Engineer merekam material yang memiliki perubahan dinamika tinggi, maka dia akan menurunkan volume sehingga bagian yang berdinamika kuat tak akan mengakibatkan distorsi. Masalahnya, ketika volume diturunkan, maka bagian yang lembut berada dekat pada noise floor, jadinya tak terdengar jelas karena tertutup oleh suara seperti shhhhhh. Dengan menggunakan compressor, maka Sound Engineer dapat men-stabilkan materi sehingga volume keseluruhan dapat diangkat dan mengurangi tape noise.
Contoh lain nya adalah penggunaan compressor pada vocal. Mari kita bayangkan apabila kita mixing sebuah lagu yang hanya terdiri dari vocal, sedangkan musiknya berasal dari keyboard atau organ tunggal. Kita mengetahui bahwa musik organ tunggal memiliki dinamika yg konstan, sehingga akan menjadi masalah apabila vocal nya memiliki dinamika yang lebar.
Misalnya si penyanyi berbisik pada intro, lalu menyanyi dengan kencang pada bagian reff. Apabila kita mem balance musik dan vocal berdasarkan saat ref, maka ketika intro vocal tak akan kedengaran karena si penyanyi berbisik. Begitu juga apabila kita mem balance musik dan vocal berdasarkan saat intro, maka saat ref musik akan tertutup karena si vocalist menyanyi dengan kencang / berteriak.
Dengan menggunakan compressor, Sound Engineer dapat menstabilkan vocal tersebut sehingga dapat masuk/menempel dengan baik pada musik organ tunggal.
Utk rekaman, Compressor juga dapat digunakan sebelum signal masuk ke tape / hard disk. Utk aplikasi ini, Compressor berguna utk menjaga signal yang masuk agar tidak sampai terjadi digital clipping.
Yang masih termasuk dari kategori compressor antara lain:
Limiter: output nya konstan, tidak perduli besar kecil nya signal yang masuk / signal tak diperkenankan melewati threshold yang ada.
Brick Wall Limiter: Limiter yang banyak digunakan pada saat mastering untuk menaikkan volume keseluruhan dari sebuah material audio.
Frequency Selected Compressor: bekerja pada satu band frequency yang telah ditentukan. Contoh nya adalah deesser. Deesser bekerja pada frequency sekitar 5 8 kHz dan berguna utk menekan bunyi desis pada vocal
Multi Band Compressor: Banyak digunakan utk mastering. Bisa kita bayangkan sebagai beberapa compressor dijadikan satu. Yang mana tiap2 compressor menangani frekuensi atau bandwith yang berbeda secara independent. Tiap bandwith dapat memiliki settingan attack, release , ratio dan threshold yang berbeda juga. Misalnya kita memiliki MBC yang dibagi 3, maka dapat di set: satu untuk meng-compress frequency rendah, satu utk mid, dan satu utk high frequency.
Apabila digunakan dengan baik dan benar, sebagian besar pendengar yang awam tak akan menyadari bahwa compressor telah digunakan. Telinga manusia cenderung lebih peka terhadap perubahan pitch daripada perubahan amplitude.
Umumnya, sound engineer mengerti musik. Tentu nya anda mengerti, selain nada dan irama, perubahan dinamika atau keras lembut nya sebuah lagu sangat mempengaruhi keindahan dari lagu tersebut. Apalagi utk lagu klasik. Nah, inilah yang akan kita coba pertahankan.
Secara garis umum ada 5 buah parameter yang dapat di adjust, yaitu: threshold, ratio, attack time, release time, dan output/gain. Dari ke 5 parameter ini, saya akan membagi nya menjadi dua bagian yaitu, threshold dan ratio. Selanjutnya adalah attack time dan release time. Pertama-tama kita membahas soal threshold dan ratio.
Yang pertama adalah threshold. Threshold adalah satu point dimana apabila sebuah signal melewati titik ini, maka si compressor akan mulai bekerja. Anda lah yang menentukan threshold ini. Sebagai contoh, apabila threshold di set pada -20 dB, maka semua signal yang melewati -20 dB akan di proses. Signal yang tak melewati tak akan di proses.
Parameter yang kedua adalah ratio. Singkatnya, ratio adalah perbandingan atau jumlah dari kompresi yang akan dikenakan kepada signal audio yang melewati batas threshold. Misalkan ratio di set pada perbandingan 3:1 dan threshold -20 dBFS. Apabila signal berada pada -14, berarti melewati threshold dengan jumlah 6 dB. Lalu akan di kompress dengan perbandingan 3:1. Maka akan kita dapat hasil 2. Nah ini yang kita tambahkan pada threshold kita yang -20 tadi. Hasil akhir nya adalah -18 dB.
Kita telah membahas berulang kali soal dB ini, mungkin anda bertanya-tanya, berapa dB kah kompresi yang baik itu? Sebagai jawaban nya, tergantung selera dan jenis musik yang sedang anda mixing. Tapi, ada patokan nya yaitu: apabila anda sudah mengkompress sebesar 6 dB, maka di persepsikan itu adalah setengah dari keras nya suara sebelum di kompress. Utk lebih jelas nya perhatikan tabel pada bagian bawah artikel ini.
Parameter kita yang ketiga, adalah attack time. Attack time menentukan berapa lama nya si compressor menunggu sebelum mulai bekerja setelah ia mendeteksi ada nya signal yang melewati threshold. Seperti kita lihat pada gambar diatas, setiap instrument memiliki Sound Envelope yang berbeda. Jika attack time anda set fast, maka compressor akan melihat dan bereaksi pada hampir setiap signal yang melewati threshold.
Contoh nya saat kita gunakan compressor pada track drum. Apabila attack time di set cepat, maka compressor akan bereaksi terhadap setiap pukulan drum. Ketika anda merubah attack time to slow, maka compressor tak akan bereaksi terhadap signal berdurasi pendek.
Parameter kita yang ke empat, adalah release time. Release time menentukan berapa lama nya si compressor menunggu sebelum berhenti bekerja setelah ia mendeteksi bahwa signal audio sudah tak lagi berada di atas threshold. Bisa juga diartikan waktu nya sebelum compressor kembali ke normal (sebelum dia bekerja)
Parameter yang ke lima adalah make up gain, atau output. Ketika sebuah signal di compress, maka otomatis amplitude nya akan berkurang. Output ini berguna untuk menambah Gain dari signal audio anda yang sudah di kompress.
Beberapa Compressor memiliki settingan yang disebut Hard Knee atau Soft Knee. Perbedaan nya adalah, pada Hard Knee, ketika signal masih di bawah threshold, sama sekali tidak di compress. Begitu melewati threshold, maka compressor langsung bekerja. Pada soft knee, ketika signal mulai mendekati threshold maka compressor nya mulai bekerja.
Beberapa kesalahan yang banyak ditemui pada saat setting compressor:
* Threshold nya di set ke 0
* Ratio di set ke 1
* Attack terlalu besar saat meng-compress instrument perkusi
Cara cepat utk mengeset compressor :
* Set Ratio 3:1
* Set Attack Time 12 ms, Release Time 50 ms atau Auto
* Perlahan-lahan turunkan threshold nya sehingga didapat Gain Reduction antara 4 s/d 8 dB ( Tergantung jenis instrument nya )
Panduan menentukan parameter compressor :
Jenis instrument dipakai untuk menentukan attack dan release Time
Teknik bermain atau dynamic range dipakai untuk menentukan ration dan gain reduction
Baca juga SETTING DASAR VOCAL
Dahulu sewaktu rekaman banyak dilakukan di pita analog, ketika seorang Sound Engineer merekam material yang memiliki perubahan dinamika tinggi, maka dia akan menurunkan volume sehingga bagian yang berdinamika kuat tak akan mengakibatkan distorsi. Masalahnya, ketika volume diturunkan, maka bagian yang lembut berada dekat pada noise floor, jadinya tak terdengar jelas karena tertutup oleh suara seperti shhhhhh. Dengan menggunakan compressor, maka Sound Engineer dapat men-stabilkan materi sehingga volume keseluruhan dapat diangkat dan mengurangi tape noise.
Contoh lain nya adalah penggunaan compressor pada vocal. Mari kita bayangkan apabila kita mixing sebuah lagu yang hanya terdiri dari vocal, sedangkan musiknya berasal dari keyboard atau organ tunggal. Kita mengetahui bahwa musik organ tunggal memiliki dinamika yg konstan, sehingga akan menjadi masalah apabila vocal nya memiliki dinamika yang lebar.
Misalnya si penyanyi berbisik pada intro, lalu menyanyi dengan kencang pada bagian reff. Apabila kita mem balance musik dan vocal berdasarkan saat ref, maka ketika intro vocal tak akan kedengaran karena si penyanyi berbisik. Begitu juga apabila kita mem balance musik dan vocal berdasarkan saat intro, maka saat ref musik akan tertutup karena si vocalist menyanyi dengan kencang / berteriak.
Dengan menggunakan compressor, Sound Engineer dapat menstabilkan vocal tersebut sehingga dapat masuk/menempel dengan baik pada musik organ tunggal.
Utk rekaman, Compressor juga dapat digunakan sebelum signal masuk ke tape / hard disk. Utk aplikasi ini, Compressor berguna utk menjaga signal yang masuk agar tidak sampai terjadi digital clipping.
Yang masih termasuk dari kategori compressor antara lain:
Limiter: output nya konstan, tidak perduli besar kecil nya signal yang masuk / signal tak diperkenankan melewati threshold yang ada.
Brick Wall Limiter: Limiter yang banyak digunakan pada saat mastering untuk menaikkan volume keseluruhan dari sebuah material audio.
Frequency Selected Compressor: bekerja pada satu band frequency yang telah ditentukan. Contoh nya adalah deesser. Deesser bekerja pada frequency sekitar 5 8 kHz dan berguna utk menekan bunyi desis pada vocal
Multi Band Compressor: Banyak digunakan utk mastering. Bisa kita bayangkan sebagai beberapa compressor dijadikan satu. Yang mana tiap2 compressor menangani frekuensi atau bandwith yang berbeda secara independent. Tiap bandwith dapat memiliki settingan attack, release , ratio dan threshold yang berbeda juga. Misalnya kita memiliki MBC yang dibagi 3, maka dapat di set: satu untuk meng-compress frequency rendah, satu utk mid, dan satu utk high frequency.
Apabila digunakan dengan baik dan benar, sebagian besar pendengar yang awam tak akan menyadari bahwa compressor telah digunakan. Telinga manusia cenderung lebih peka terhadap perubahan pitch daripada perubahan amplitude.
Umumnya, sound engineer mengerti musik. Tentu nya anda mengerti, selain nada dan irama, perubahan dinamika atau keras lembut nya sebuah lagu sangat mempengaruhi keindahan dari lagu tersebut. Apalagi utk lagu klasik. Nah, inilah yang akan kita coba pertahankan.
Secara garis umum ada 5 buah parameter yang dapat di adjust, yaitu: threshold, ratio, attack time, release time, dan output/gain. Dari ke 5 parameter ini, saya akan membagi nya menjadi dua bagian yaitu, threshold dan ratio. Selanjutnya adalah attack time dan release time. Pertama-tama kita membahas soal threshold dan ratio.
Yang pertama adalah threshold. Threshold adalah satu point dimana apabila sebuah signal melewati titik ini, maka si compressor akan mulai bekerja. Anda lah yang menentukan threshold ini. Sebagai contoh, apabila threshold di set pada -20 dB, maka semua signal yang melewati -20 dB akan di proses. Signal yang tak melewati tak akan di proses.
Parameter yang kedua adalah ratio. Singkatnya, ratio adalah perbandingan atau jumlah dari kompresi yang akan dikenakan kepada signal audio yang melewati batas threshold. Misalkan ratio di set pada perbandingan 3:1 dan threshold -20 dBFS. Apabila signal berada pada -14, berarti melewati threshold dengan jumlah 6 dB. Lalu akan di kompress dengan perbandingan 3:1. Maka akan kita dapat hasil 2. Nah ini yang kita tambahkan pada threshold kita yang -20 tadi. Hasil akhir nya adalah -18 dB.
Kita telah membahas berulang kali soal dB ini, mungkin anda bertanya-tanya, berapa dB kah kompresi yang baik itu? Sebagai jawaban nya, tergantung selera dan jenis musik yang sedang anda mixing. Tapi, ada patokan nya yaitu: apabila anda sudah mengkompress sebesar 6 dB, maka di persepsikan itu adalah setengah dari keras nya suara sebelum di kompress. Utk lebih jelas nya perhatikan tabel pada bagian bawah artikel ini.
Parameter kita yang ketiga, adalah attack time. Attack time menentukan berapa lama nya si compressor menunggu sebelum mulai bekerja setelah ia mendeteksi ada nya signal yang melewati threshold. Seperti kita lihat pada gambar diatas, setiap instrument memiliki Sound Envelope yang berbeda. Jika attack time anda set fast, maka compressor akan melihat dan bereaksi pada hampir setiap signal yang melewati threshold.
Contoh nya saat kita gunakan compressor pada track drum. Apabila attack time di set cepat, maka compressor akan bereaksi terhadap setiap pukulan drum. Ketika anda merubah attack time to slow, maka compressor tak akan bereaksi terhadap signal berdurasi pendek.
Parameter kita yang ke empat, adalah release time. Release time menentukan berapa lama nya si compressor menunggu sebelum berhenti bekerja setelah ia mendeteksi bahwa signal audio sudah tak lagi berada di atas threshold. Bisa juga diartikan waktu nya sebelum compressor kembali ke normal (sebelum dia bekerja)
Parameter yang ke lima adalah make up gain, atau output. Ketika sebuah signal di compress, maka otomatis amplitude nya akan berkurang. Output ini berguna untuk menambah Gain dari signal audio anda yang sudah di kompress.
Beberapa Compressor memiliki settingan yang disebut Hard Knee atau Soft Knee. Perbedaan nya adalah, pada Hard Knee, ketika signal masih di bawah threshold, sama sekali tidak di compress. Begitu melewati threshold, maka compressor langsung bekerja. Pada soft knee, ketika signal mulai mendekati threshold maka compressor nya mulai bekerja.
Beberapa kesalahan yang banyak ditemui pada saat setting compressor:
* Threshold nya di set ke 0
* Ratio di set ke 1
* Attack terlalu besar saat meng-compress instrument perkusi
Cara cepat utk mengeset compressor :
* Set Ratio 3:1
* Set Attack Time 12 ms, Release Time 50 ms atau Auto
* Perlahan-lahan turunkan threshold nya sehingga didapat Gain Reduction antara 4 s/d 8 dB ( Tergantung jenis instrument nya )
Panduan menentukan parameter compressor :
Jenis instrument dipakai untuk menentukan attack dan release Time
Teknik bermain atau dynamic range dipakai untuk menentukan ration dan gain reduction
Baca juga SETTING DASAR VOCAL
Tuesday, March 11, 2014
MEREDAM SUARA PENONTON SAAT LIVE
Untuk meredam suara berisik penonton di lagu live menurut saya termasuk
hal yang lumayan susah (kalo tidak mau disebut mustahil) Ada beberapa
syarat mutlak yang harus dipenuhi agar audio tersebut bisa diredam suara
ribut-ributnya. Simak yang berikut ini
Sejatinya pertunjukan lagu yang live itu akan lebih hidup jika dibarengi dengan suara yel-yel dari penonton. Biasanya suara-suara dari penonton tidak akan dominan melainkan terdengar sayup-sayup di background. Kalau menurut saya itu tidak mengganggu melainkan lebih menambah kemeriahan suatu pertunjukan live.
Jika anda tidak menghendaki suara penonton sama sekali bisa saja anda cari versi rekaman studionya bukan?
Saya beberapa kali mencoba untuk melakukan filter terhadap suara gaduh penonton di adobe audition namun hasilnya kurang memuaskan dalam segi kualitas suara. Namun tetap saya jelaskan caranya supaya anda bisa memutuskan mau menggunakannya atau tidak.
Sebelumnya, 2 syarat mutlak agar suatu audio live bisa diredam suara-suara gaduh dari penonton:
Sejatinya pertunjukan lagu yang live itu akan lebih hidup jika dibarengi dengan suara yel-yel dari penonton. Biasanya suara-suara dari penonton tidak akan dominan melainkan terdengar sayup-sayup di background. Kalau menurut saya itu tidak mengganggu melainkan lebih menambah kemeriahan suatu pertunjukan live.
Jika anda tidak menghendaki suara penonton sama sekali bisa saja anda cari versi rekaman studionya bukan?
Saya beberapa kali mencoba untuk melakukan filter terhadap suara gaduh penonton di adobe audition namun hasilnya kurang memuaskan dalam segi kualitas suara. Namun tetap saya jelaskan caranya supaya anda bisa memutuskan mau menggunakannya atau tidak.
Sebelumnya, 2 syarat mutlak agar suatu audio live bisa diredam suara-suara gaduh dari penonton:
1. Dual channel (stereo) atau lebih (dolby 5.1), single channel (mono) tidak akan bisa dilakukan peredaman suara
2. Di record lewat peralatan mixer sound system. Umumnya pertunjukan live suaranya direkam melalui kanal mixer sound system. Jadi audio seperti ini yang lebih memungkinkan untuk diredam daripada audio yang langsung direcord dari kamera :D
Itu saja syaratnya. Berikut langkah-langkah yang saya tempuh untuk meminimalisir suara penonton dengan adobe audition:
1. Import audio klip ke timeline
2. Buka menu effects - filter - center channel extractor
3. Ada beberapa preset disana, pilih preset acapella. Preset acapella akan mereduksi channel kiri dan kanan namun tetap mempertahankan channel tengah sehingga vokal penyanyi menjadi lebih jelas dan suara latar (background) menjadi teredam.
Ini kebalikan dari proses menghilangkan suara vokal lagu :D
Preset amplify vocal dan lift vocal juga bisa anda pakai, atau atur sendiri settingan sesuai keinginan
Silakan anda mencobanya :D Kalau menurut saya lebih baik suara yel-yel penontonnya dipertahankan, untuk mendapatkan momen kemeriahan acara live
TIPS DALAM MIXING
Suara vokalnya bagus, dentuman drumnya ok, dan tarikan gitarnya mantab, kemudian digabungkan ketiganya menjadi satu, apa yang terjadi? Pasti Berantakan!. Sampai anda berkali-kali mengalami kegagalan dalam proses mixing musik, membuat anda frustasi. Mungkin butuh berkali-kali upaya untuk bisa menjadi tehnisi atau produser musik yang sukses. Namun, saya punya 20 tips yang bisa sangat membantu untuk melakukan proses mixing. Have fun!
Saturday, March 1, 2014
INSTALASI 2WAY TANPA CROSSOVER
Bagi anda yang mempunyai Equalizer tp bingung karena mempunyai 2
Power amply dan harus membagi 3 freq LOW-MID-HIGH ,sesunguhnya ini bisa
disiasati tanpa menggunakan crossover aktif , berikut ini saya akan coba
mengutarakan cara yang efisien tp menghasilkan jenis suara yang bagus.
sebenarnya trik ini sudah banyak yang dilakukan oleh orang lain khususnya OT ,tp apa salahnya kalau saya utarakan disini supaya orang yang belum mengetahui bisa mencobanya.
hal yang pertama anda harus menentukan speaker mid-high nya dalam hal ini saya merekomendasikan speaker 12 inch berjumlah 4 pcs yang dijadikan menjadi 2 box (1 box isi 2 speaker) untuk sebelah atau mono jadi kalau anda memakai stereo harus berjumlah 8 pcs atau 4 box (2 box sebelah kiri ,2 box sebelah kanan) ,tp ingat pilih speaker yang freq nya mid-high kalau saya merekomendasikan ,untuk budget yang rendah pilih ACR clasic ,Audax tp kalau mempunyai budget yang lebih bisa pilih speaker high-end (peavey,jbl,kappa) tp dengan catatan harus pilih freq mid-high . refrensi bisa klik disini bisa lihat di kolom sound system
hal yang kedua anda harus menentukan speaker Low-Mid ,dalah hal ini saya merekomendasikan speaker 18 inch 2 pcs untuk sebelah (mono) jadi anda harus menyediakan 4 pcs untuk stereo, tp ingat speaker ini harus benar2 Mid-Low supaya dentuman lebih berasa ,untuk refrensi ada bisa lihat di kolom sound system
nah setelah speaker sudah tersedia lalu kita kembali ke pembahasan Equalizer . disini kebanyakan orang menggunakan equalizer ==>> MIXER OUTPUT1 ,OUTPUT2 ==>> INPUT1,INPUT2 EQUALIZER ==>>EQUALIZER OUTPUT1,OUTPUT2 ==>>INPUT1 ,INPUT2 POWER ==>> SPEAKER nah bingung kalau menggunakan power yang satunya terpaksa diambil lagi dari out equalizer yang lain (rata2 equalizer built up disiapin 2 channel output ,input) nah kalau sudah begini anda pasti bingung untuk mendapatkan suara low-mid- high karena kedua channel output equalizer masuk ke input power1 ,power2
jika anda menginginkan low -mid- high bisa terpisah dan bisa disetting sesuai selera masing2 gampang
MIXER OUTPUT1 ,OUTPUT2 ==>> INPUT1 ,INPUT2 EQUALIZER ==>> EQUALIZER OUTPUT1 ==>>INPUT1 POWER 1 lalu EQUALIZER OUTPUT2 ==>> INPUT1 POWER 2 nah disini anda melihat seolah2 power hanya menggunakan 1 input ,jangan kuatir langsung aja input power di seri menjadi input 1 ke input 2 untuk menghasilkan suara stereo.
setelah itu anda sudah bisa merubah frequensi di equalizer anda ,masing2 channel equalizer diberikan ke masing2 power
contoh :
channel 1 Equalizer untuk power 1 (mid-high) : naikkan freq mid-highnya ,sebaliknya turukan freq low
channel 2 Equalizer untuk power 2 (mid-low) : naikkan freg mid-low ,sebaliknya turunkan freq high
ini semua tergantung selera pendengaran anda.
ingat pilih power sesuai dengan freq nya masing2 ,seperti mid-high pilih power mid-high ,dan sebaliknya untuk low pilih power yang khusus low.
Baca juga TEORI SETTING EQUALIZER
sebenarnya trik ini sudah banyak yang dilakukan oleh orang lain khususnya OT ,tp apa salahnya kalau saya utarakan disini supaya orang yang belum mengetahui bisa mencobanya.
hal yang pertama anda harus menentukan speaker mid-high nya dalam hal ini saya merekomendasikan speaker 12 inch berjumlah 4 pcs yang dijadikan menjadi 2 box (1 box isi 2 speaker) untuk sebelah atau mono jadi kalau anda memakai stereo harus berjumlah 8 pcs atau 4 box (2 box sebelah kiri ,2 box sebelah kanan) ,tp ingat pilih speaker yang freq nya mid-high kalau saya merekomendasikan ,untuk budget yang rendah pilih ACR clasic ,Audax tp kalau mempunyai budget yang lebih bisa pilih speaker high-end (peavey,jbl,kappa) tp dengan catatan harus pilih freq mid-high . refrensi bisa klik disini bisa lihat di kolom sound system
hal yang kedua anda harus menentukan speaker Low-Mid ,dalah hal ini saya merekomendasikan speaker 18 inch 2 pcs untuk sebelah (mono) jadi anda harus menyediakan 4 pcs untuk stereo, tp ingat speaker ini harus benar2 Mid-Low supaya dentuman lebih berasa ,untuk refrensi ada bisa lihat di kolom sound system
nah setelah speaker sudah tersedia lalu kita kembali ke pembahasan Equalizer . disini kebanyakan orang menggunakan equalizer ==>> MIXER OUTPUT1 ,OUTPUT2 ==>> INPUT1,INPUT2 EQUALIZER ==>>EQUALIZER OUTPUT1,OUTPUT2 ==>>INPUT1 ,INPUT2 POWER ==>> SPEAKER nah bingung kalau menggunakan power yang satunya terpaksa diambil lagi dari out equalizer yang lain (rata2 equalizer built up disiapin 2 channel output ,input) nah kalau sudah begini anda pasti bingung untuk mendapatkan suara low-mid- high karena kedua channel output equalizer masuk ke input power1 ,power2
jika anda menginginkan low -mid- high bisa terpisah dan bisa disetting sesuai selera masing2 gampang
MIXER OUTPUT1 ,OUTPUT2 ==>> INPUT1 ,INPUT2 EQUALIZER ==>> EQUALIZER OUTPUT1 ==>>INPUT1 POWER 1 lalu EQUALIZER OUTPUT2 ==>> INPUT1 POWER 2 nah disini anda melihat seolah2 power hanya menggunakan 1 input ,jangan kuatir langsung aja input power di seri menjadi input 1 ke input 2 untuk menghasilkan suara stereo.
setelah itu anda sudah bisa merubah frequensi di equalizer anda ,masing2 channel equalizer diberikan ke masing2 power
contoh :
channel 1 Equalizer untuk power 1 (mid-high) : naikkan freq mid-highnya ,sebaliknya turukan freq low
channel 2 Equalizer untuk power 2 (mid-low) : naikkan freg mid-low ,sebaliknya turunkan freq high
ini semua tergantung selera pendengaran anda.
ingat pilih power sesuai dengan freq nya masing2 ,seperti mid-high pilih power mid-high ,dan sebaliknya untuk low pilih power yang khusus low.
Baca juga TEORI SETTING EQUALIZER
SETTING DASAR VOKAL
Ada hal yang perlu di perhatikan saat
melakukan Mixing Live,artikulasi Vokal penyanyi dalam pertunjukan band
live usahakan jelas,tentunya mengangkat level Vokal porsinya diatas
level alat musik sehingga vokal menjadi jelas,tidak ada aturan baku
seberapa db perbedaan antara sound alat music dengan vokal,seorang
Engineer yang profesional akan tahu titk mana yang paling proposional antara music dan Vokal.
BASS DAN DRUM
Banyak cara untuk Mixing Bass dan Drum,kembali pada jenis music dan
selera musisi serta kemammpuan Engineer meracik serta kemauan si musisi
menjadi hasil Miixingan yang baik,yang jelas Kick drum dipandankan
dengan dentuman bass itulah yang namanya kawin antara kick dengan
bass.Setelah keduanya kawin maka kita akan mendapatkan sebuah music
tersaji enak tidak terkesan hambarBaca juga MIXING DUA GITAR
MIXING DUA GITAR
Mixing dua gitar,bila menemui ada dua
gitaris diatas panggung, langkah kita adalah mendiskusikan dengan band
tersebut,apakan gitar satu di Pan kekanan tau sebaliknya dan bagaimana
bila pas solo gitar?
Idialnya Mixing 2 gitar jangan terlalu
extrime dalam main Pan pot,karena dalam letek speaker antara sayap kanan
dan kiri bejahuan,penonton yang ada di kiri tidak bisa dengar gitar
yang baru di pan kekanan,begitu juga sebaliknya,Apabila pas solo gitar
sebaiknya sound gitar diarahkan ke centre(tengah) dan level gitar ketika
solo,sedikit dibawah level vokal,agar sound vokal bisa tetap menonjol.
INSTALASI DASAR MIXING ORGAN TUNGGAL
Bagi para engineer yang sudah senior nyimak aja ya...Sebetulya Mixing sebuah
pagelaran hiburan terutama organ tunggal atau electone gampang gampang susah
gampang bagi yang sudah mahir,susah bagi pemula.
Sebetulnya setting atau mixing organ tunggal itu seperti kita stel cd player
sumber suaranya sudah sempurna,hanya aja kita harus bisa meracik sehingga
hasil mixing kita bisa di dengar enak.
Fakta dilapagan para engineer engineer baru, kurang bisa memahami suara yang
enak itu seperti apa to,suara yang enak itu bagi saya,jernih,komplit(tidak
ada yang kurang dan tidak ada yang dominan) dan tidaklelah ditelinga.
Ada cara agar kita mendapatkan suara yang enak
1.Taruhlah out keyboard pada line in bukan chanel mic, karena pada line lebih
halus dan tidak mudah peak.
2.Usahakan dengan system sterio karena hasilnya lebih lebar rangeya jadi telinga
kita tidak mudah lelah
3.Output masuk ke mono chanel pada mixer lalu kIta pan ke L dan R dan kita lebih
mudah mengatur apabila ada keidakseimbangan dari output keyboard mungkin dari
file song atau sampling.
4.Cari Head Room dengan memutar gain pada mixer,posisi Head Room diambang peak
baru kita mengankat fader nya.
5.Pasang dua buah DI BOX,atau distributor yang intinya bisa mengirim dua signal
yang satu ke kotrol atau ke monitor keyboard dan yang satu ke mixer utama.
Baca juga INSTALASI DASAR SOUND SYSTEM
pagelaran hiburan terutama organ tunggal atau electone gampang gampang susah
gampang bagi yang sudah mahir,susah bagi pemula.
Sebetulnya setting atau mixing organ tunggal itu seperti kita stel cd player
sumber suaranya sudah sempurna,hanya aja kita harus bisa meracik sehingga
hasil mixing kita bisa di dengar enak.
Fakta dilapagan para engineer engineer baru, kurang bisa memahami suara yang
enak itu seperti apa to,suara yang enak itu bagi saya,jernih,komplit(tidak
ada yang kurang dan tidak ada yang dominan) dan tidaklelah ditelinga.
Ada cara agar kita mendapatkan suara yang enak
1.Taruhlah out keyboard pada line in bukan chanel mic, karena pada line lebih
halus dan tidak mudah peak.
2.Usahakan dengan system sterio karena hasilnya lebih lebar rangeya jadi telinga
kita tidak mudah lelah
3.Output masuk ke mono chanel pada mixer lalu kIta pan ke L dan R dan kita lebih
mudah mengatur apabila ada keidakseimbangan dari output keyboard mungkin dari
file song atau sampling.
4.Cari Head Room dengan memutar gain pada mixer,posisi Head Room diambang peak
baru kita mengankat fader nya.
5.Pasang dua buah DI BOX,atau distributor yang intinya bisa mengirim dua signal
yang satu ke kotrol atau ke monitor keyboard dan yang satu ke mixer utama.
Baca juga INSTALASI DASAR SOUND SYSTEM
MENGATASI PEMAIN MUSIK YG BANDEL
Musisi bandel
Banyak panggung live-music beruntung
mendapatkan musisi berbakat di panggungnya. Tetapi kadangkala ada
beberapa pemusik yang merasa perlu bermain keras. Masalah ini makin
menjadi-jadi apabila pemusik tersebut dapat mengontrol sendiri volumenya
melalui amplinya. Operator sound akan sulit sekali mendapatkan mix yang
baik bila pemusik ini menaikkan volumenya sehingga menutupi yang lain.
Meminta pemusik tersebut mengecilkan suaranya biasanya tidak ampuh.
Suara akan mengecil sementara, lalu kemudian membesar lagi.
Untuk mengatasi hal ini, maka jelaskan pada musisi tersebut bahwa anda sangat ingin agar hadirin mendapat sound terbaik yang enak dan nyaman. Minta pemusik tersebut untuk mempercayai anda. Sebagai langkah kedua, rekam penampilan mereka dengan sebuah mic atau handycam, lalu saksikan bersama pemusik tersebut. Rekaman ini akan menjadi bukti nyata bahwa pemusik tersebut terlalu keras !
Baca juga MASALAH ADU PEMUSIK DIPANGGUNG
Untuk mengatasi hal ini, maka jelaskan pada musisi tersebut bahwa anda sangat ingin agar hadirin mendapat sound terbaik yang enak dan nyaman. Minta pemusik tersebut untuk mempercayai anda. Sebagai langkah kedua, rekam penampilan mereka dengan sebuah mic atau handycam, lalu saksikan bersama pemusik tersebut. Rekaman ini akan menjadi bukti nyata bahwa pemusik tersebut terlalu keras !
Baca juga MASALAH ADU PEMUSIK DIPANGGUNG
Friday, February 28, 2014
MASALAH ADU PEMUSIK DI PANGGUNG
Di panggung live, kadang-kadang pemusik mengeluh : "sulit sekali memonitor suara instrumen saya di panggung ini".
Kesulitan ini terjadi karena panggung biasanya hingar-bingar. Keadaan hingar-bingar terjadi karena semua adu keras dengan memperbesar bunyi ampli masing-masing. Sebaiknya tiap ampli tidak terlalu keras tetapi pemusiknya tetap dapat memonitor bunyinya dengan baik. Untuk mengatasinya coba lakukan hal-hal berikut :
1. Pertama-tama, pindahkan arah hadap masing-masing ampli / monitor. Contoh : Ampli gitar hadap kiri, ampli keyboard agak mendongak hadap kanan, dsb. Tentunya tetap menghadap ke pemain terkait.
2. Coba tonjolkan suara instrumen pemusik di monitor nya masing-masing. Misalnya di monitor pemain gitar, kecilkan bunyi instrumen lain yang di monitor tersebut sehingga suara gitarnya menjadi menonjol. Jadi pemain gitar mendengar suara gitar nya melalui 2 speaker : amplinya dan monitornya. Setelah itu, minta pemain gitar tersebut mengecilkan amplinya. Otomatis maka bunyi gitar di atas panggung akan menjadi kecil dan fokus hanya ke pemain gitar saja. Hal ini akan mengurangi 'hingar bingar' panggung.
3. Perhatikan cara bermain para pemusik di panggung. Jika kita mendengar bahwa suara gitar menutupi suara keyboard (atau sebaliknya), maka coba minta para pemusik untuk main di oktaf yang berbeda (gitar oktaf yang lebih tinggi, keyboard oktaf middle, bas oktaf rendah).
4. Bila kita merasa suara drum terlalu keras, coba perkecil suara di monitor drum. Biasanya karena monitor drum terlalu keras maka pemain drum main lebih keras. Hal yang sama juga berlaku di monitor instrumen lain.
5. Bila pertempuran antara alat musik masih tetap seru di panggung, coba bagi frekuensi suara semua amplifier di panggung. Gitar disetel agak high dengan mid dan low dikurangi. Bas mengurangi high dan mid nya. Keyboard mengurangi high dan low. Jadi masing-masing ampli memiliki jatah frekuensi masing-masing. Tentu sebelumnya dengan berdiskusi dengan para pemusik tersebut.
Kesulitan ini terjadi karena panggung biasanya hingar-bingar. Keadaan hingar-bingar terjadi karena semua adu keras dengan memperbesar bunyi ampli masing-masing. Sebaiknya tiap ampli tidak terlalu keras tetapi pemusiknya tetap dapat memonitor bunyinya dengan baik. Untuk mengatasinya coba lakukan hal-hal berikut :
1. Pertama-tama, pindahkan arah hadap masing-masing ampli / monitor. Contoh : Ampli gitar hadap kiri, ampli keyboard agak mendongak hadap kanan, dsb. Tentunya tetap menghadap ke pemain terkait.
2. Coba tonjolkan suara instrumen pemusik di monitor nya masing-masing. Misalnya di monitor pemain gitar, kecilkan bunyi instrumen lain yang di monitor tersebut sehingga suara gitarnya menjadi menonjol. Jadi pemain gitar mendengar suara gitar nya melalui 2 speaker : amplinya dan monitornya. Setelah itu, minta pemain gitar tersebut mengecilkan amplinya. Otomatis maka bunyi gitar di atas panggung akan menjadi kecil dan fokus hanya ke pemain gitar saja. Hal ini akan mengurangi 'hingar bingar' panggung.
3. Perhatikan cara bermain para pemusik di panggung. Jika kita mendengar bahwa suara gitar menutupi suara keyboard (atau sebaliknya), maka coba minta para pemusik untuk main di oktaf yang berbeda (gitar oktaf yang lebih tinggi, keyboard oktaf middle, bas oktaf rendah).
4. Bila kita merasa suara drum terlalu keras, coba perkecil suara di monitor drum. Biasanya karena monitor drum terlalu keras maka pemain drum main lebih keras. Hal yang sama juga berlaku di monitor instrumen lain.
5. Bila pertempuran antara alat musik masih tetap seru di panggung, coba bagi frekuensi suara semua amplifier di panggung. Gitar disetel agak high dengan mid dan low dikurangi. Bas mengurangi high dan mid nya. Keyboard mengurangi high dan low. Jadi masing-masing ampli memiliki jatah frekuensi masing-masing. Tentu sebelumnya dengan berdiskusi dengan para pemusik tersebut.
DATA SPL LINGKUNGAN
Berikut adalah data SPL lingkungan (noise) untuk keperluan set-up sound system di lapangan :
- Batas pendengaran manusia 130 dB
- Obrolan manusia secara normal 40 - 60 dB
- Jalan raya yang sibuk dari jarak 10 meter 60 - 80 dB
- Televisi di rumah dari jarak 1 meter + 60 dB
- Ketukan palu dari jarak 1 meter + 100 dB
Agar terdengar jelas, sound kita harus ber SPL lebihi dari noise lingkungan di atas
- Batas pendengaran manusia 130 dB
- Obrolan manusia secara normal 40 - 60 dB
- Jalan raya yang sibuk dari jarak 10 meter 60 - 80 dB
- Televisi di rumah dari jarak 1 meter + 60 dB
- Ketukan palu dari jarak 1 meter + 100 dB
Agar terdengar jelas, sound kita harus ber SPL lebihi dari noise lingkungan di atas
Thursday, February 27, 2014
CARA MENGHILANGKAN FEEDBACK PADA SOUND SYSTEM
Bagi anda yang sering berkecimpung di dunia sound system pasti sering
berjumpa dengan keadaan feedback, yaitu suara dominan tidak karuan yang
keluar dari speaker, biasanya terdengar mendengung atau mendenging
keras. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa faktor.
Faktor utama yang sering terjadi dalam instalasi sound system adalah munculnya suara feedback/mencuit, dimana selain disebabkan oleh titik penempatan speaker yang salah/kurang sesuai dan penggunaan microphone yang kualitasnya rendah, serta setting bass-treble atau bahkan setting equalizer yang kurang tepat sehingga munculnya suara mencuit/feedback yang menyakitkan telinga.
Ada dua cara yang biasa dilakukan oleh seorang soundman,
Faktor utama yang sering terjadi dalam instalasi sound system adalah munculnya suara feedback/mencuit, dimana selain disebabkan oleh titik penempatan speaker yang salah/kurang sesuai dan penggunaan microphone yang kualitasnya rendah, serta setting bass-treble atau bahkan setting equalizer yang kurang tepat sehingga munculnya suara mencuit/feedback yang menyakitkan telinga.
Ada dua cara yang biasa dilakukan oleh seorang soundman,
PRINSIP DASAR SETTING EQUALIZER
Memang pada prakteknya cara mengatur equalizer akan sangat bergantung
dari karakter sound yang telah direkam, karakter sound yang ingin
dicapai, keselarasan sebuah sound dengan sound lainnya, genre music yang
di mixing dan lain lain, namun bagaimanapun saya pikir tidak ada
salahnya untuk memberikan informasi tentang cara mengatur equalizer ini,
yang paling tidak dapat dijadikan sebagai starting point pada saat
mixing track per track ataupun finalizing pada saat mastering nantinya.
Jadi pada artikel-artikel saya selanjutnya saya akan coba memberikan
panduan bagaimana cara mengatur equalizer track per track, instrument
per instrument. Namun sebelum itu, terlebih dahulu saya ingin memberikan
informasi tentang beberapa jargon yang merupakan prinsip dasar dalam
mengatur equalizer yaitu memfilter, memotong dan menaikkan gain
frekuensi.
Filtering
Filtering merupakan istilah untuk memangkas habis gain dari frekuensi-frekuensi tertentu. Filtering yang paling umum digunakan adalah filter untuk memotong frekuensi low yang biasa disebut dengan low cuts (disebut juga dengan high-pass filters) dan filter untuk memotong frekuensi high yang disebut dengan high-cuts (disebut juga dengan low-pass filters).
Filter lain yang juga sering digunakan adalah band-pass filters yang berarti meninggalkan frekuensi tertentu yang diinginkan sambil memangkas habis frekuensi lainnya, dan notch filters yang berarti memangkas habis salah satu frekuensi
Cutting
Memperbaiki sound biasanya dilakukan dengan cara mencari frekuensi yang bermasalah dan memotong atau menurunkannya menggunakan equalizer. Proses ini disebut dengan cutting. Selain memperbaiki sound, proses cutting frekuensi menggunakan equalizer juga biasa dilakukan untuk memberi ruang untuk ditempati oleh instrument lain agar dapat terdengar terpisah satu sama lainnya.
Boosting atau Enhancing
Dalam sebuah lagu terkadang ada salah satu atau beberapa track instrument ataupun vocal yang ingin lebih ditonjolkan, dipoles ataupun diberi karakter. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menaikkan beberapa frekuensi “kunci” dengan equalizer, misalkan dengan menaikkan frekuensi 5 kHz agar track vocal terdengar lebih jelas, menaikkan frekuensi 2-4 kHz pada kick drum agar lebih terdengar memiliki “metal sound” dan lain-lain. Proses menaikkan gain salah satu atau sebagian frekuensi ini disebut dengan boosting atau enhancing.
Baca juga TEORI SETTING EQUALIZER
Filtering
Filtering merupakan istilah untuk memangkas habis gain dari frekuensi-frekuensi tertentu. Filtering yang paling umum digunakan adalah filter untuk memotong frekuensi low yang biasa disebut dengan low cuts (disebut juga dengan high-pass filters) dan filter untuk memotong frekuensi high yang disebut dengan high-cuts (disebut juga dengan low-pass filters).
Filter lain yang juga sering digunakan adalah band-pass filters yang berarti meninggalkan frekuensi tertentu yang diinginkan sambil memangkas habis frekuensi lainnya, dan notch filters yang berarti memangkas habis salah satu frekuensi
Cutting
Memperbaiki sound biasanya dilakukan dengan cara mencari frekuensi yang bermasalah dan memotong atau menurunkannya menggunakan equalizer. Proses ini disebut dengan cutting. Selain memperbaiki sound, proses cutting frekuensi menggunakan equalizer juga biasa dilakukan untuk memberi ruang untuk ditempati oleh instrument lain agar dapat terdengar terpisah satu sama lainnya.
Boosting atau Enhancing
Dalam sebuah lagu terkadang ada salah satu atau beberapa track instrument ataupun vocal yang ingin lebih ditonjolkan, dipoles ataupun diberi karakter. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menaikkan beberapa frekuensi “kunci” dengan equalizer, misalkan dengan menaikkan frekuensi 5 kHz agar track vocal terdengar lebih jelas, menaikkan frekuensi 2-4 kHz pada kick drum agar lebih terdengar memiliki “metal sound” dan lain-lain. Proses menaikkan gain salah satu atau sebagian frekuensi ini disebut dengan boosting atau enhancing.
Baca juga TEORI SETTING EQUALIZER
MENGENAL COMPRESSOR PADA SOUND SYSTEM
Compressor itu adalah alat (entah itu analog maupun digital) yang
berhubungan dengan gain base, satuan yang dipakai biasanya adalah dB.
Alat ini digunakan untuk menstabilkan dinamika signal dari sebuah
instrument.
Penjelasan lebih mudahnya adalah ketika disaat seorang pemain drum memukul sebuah snare sangat dipastikan kekuatan pukulannya tidak sama, kadang sangat kuat, kadang pelan. Atau ketika seorang pemain bass yang sedang memetik / membetot bass nya, power nya akan naik turun. Nah dengan compressor inilah kita dapat mengkontrol dinamika agar terdengar lebih stabil dan tidak terlalu lebar ekspresinya.
Penjelasan lebih mudahnya adalah ketika disaat seorang pemain drum memukul sebuah snare sangat dipastikan kekuatan pukulannya tidak sama, kadang sangat kuat, kadang pelan. Atau ketika seorang pemain bass yang sedang memetik / membetot bass nya, power nya akan naik turun. Nah dengan compressor inilah kita dapat mengkontrol dinamika agar terdengar lebih stabil dan tidak terlalu lebar ekspresinya.
TEORI SETTING EQUALIZER
Parametric EQ memiliki tiga buah parameter yang dapat disetel yaitu:
* Center frequency : Frequency tengah yang ingin anda cut / boost
*Gain : jumlah cut / boost dalam satuan dB
*Q Factor : Lebar atau sempit nya bandwith dari frequency yang di cut / boost Q factor: semakin tinggi angka nya, semakin sempit frequency yang terkena. Semakin rendah Q nya, semakin lebar frequency yang kena.
Selain Bell Shape EQ yang dapat kita tentukan Q nya, kita mengenal juga yang namanya Shelving EQ. Pada shelving EQ, bandwith dan center frequency tidak lagi relevan. Sebagai ganti nya f di deskripsikan sebagai cut-off frequency, dan g adalah slope nya.
* Low Shelf EQ: Semua frequency dibawah f yang kita tentukan akan terkena boost / cut
* High Shelf EQ: Semua frequency diatas f yang kita tentukan akan terkena boost /cut
* High Pass EQ: Semua frequency dibawah f yang kita tentukan akan dipotong / dibuang.
* Low Pass EQ: Semua frequency diatas f yang kita tentukan akan dipotong / dibuang.
EQ sebaiknya digunakan sesudah proses tracking. Artinya,
PENGERTIAN OKTAF PADA EQUALIZER
. Seperti equalizer 31 band yang sering kita sebut equalizer
1/3 oktaf atau equalizer 10 band yang sering kita sebut dengan equalizer
1 oktaf, dan lain sebagainya.
Batas pendengaran telinga manusia hanya sebatas 20 hz – 20.000 hz, jadi tidak akan mungkin sebuah pabrikan akan membuat equalizer dengan mempunyai jumlah fadernya sebanyak ini,Untuk itu equalizer ini di perkecil atau di gabungkan frequensinya ( tidak semua frequensi di sertakan tapi di wakilkan ) sehingga mendapatkan nilai frequensi seperti kita lihat di tiap equalizer ada tulisan 20hz, 40hz, 80hz, 160hz, dan seterusnya.
Nah disetiap tulisan itu ada fader yang mengaturnya dan antara fader satu ke fader yang lainnya kita sebut dengan oktaf.
Oktaf adalah jarak antara fader ke fader lainnya itu yang di sebut oktaf dan diantara jarak itu terdapat beberapa frequensi didalamnya yang nantinya bisa kita adjust atau setting melalui fadernya.
Kesimpulannya semakin banyak frequensi yang bisa di adjust di sebuah equalizer, semakin akurat dan selektiflah sebuah equalizer dapat menunjukan kemampuannya, sehingga memudahkan kita untuk membentuk karakter audio yang baik melalui equalizer ini.
Nilai frequensi yang tertera pada tiap equalizer tidak semua sama, tergantung pabrikan mau membuatnya di mulai dari frequensi yang mana, tapi pada prinsip dasarnya seperti yang saya tulis diatas.
Minimal kita semua mengerti akan arti dari oktaf dan tulisan nilai frequensi yang terdapat di sebuah equalizer.
Batas pendengaran telinga manusia hanya sebatas 20 hz – 20.000 hz, jadi tidak akan mungkin sebuah pabrikan akan membuat equalizer dengan mempunyai jumlah fadernya sebanyak ini,Untuk itu equalizer ini di perkecil atau di gabungkan frequensinya ( tidak semua frequensi di sertakan tapi di wakilkan ) sehingga mendapatkan nilai frequensi seperti kita lihat di tiap equalizer ada tulisan 20hz, 40hz, 80hz, 160hz, dan seterusnya.
Nah disetiap tulisan itu ada fader yang mengaturnya dan antara fader satu ke fader yang lainnya kita sebut dengan oktaf.
Oktaf adalah jarak antara fader ke fader lainnya itu yang di sebut oktaf dan diantara jarak itu terdapat beberapa frequensi didalamnya yang nantinya bisa kita adjust atau setting melalui fadernya.
Kesimpulannya semakin banyak frequensi yang bisa di adjust di sebuah equalizer, semakin akurat dan selektiflah sebuah equalizer dapat menunjukan kemampuannya, sehingga memudahkan kita untuk membentuk karakter audio yang baik melalui equalizer ini.
Nilai frequensi yang tertera pada tiap equalizer tidak semua sama, tergantung pabrikan mau membuatnya di mulai dari frequensi yang mana, tapi pada prinsip dasarnya seperti yang saya tulis diatas.
Minimal kita semua mengerti akan arti dari oktaf dan tulisan nilai frequensi yang terdapat di sebuah equalizer.
INSTALASI DASAR SOUND SYSTEM
Karena saat kita nonton pertunjukan musik, kita tidak hanya melihat si pemusik saja tapi juga mendengarkan suara yang dihasilkan oleh system tata suaranya. Memang tidak dipungkiri lagi bahwa sisi ini memang sangat menarik untuk dibahas, setidaknya bagi anda yang penasaran dengan system audio profesional.
Prinsip Dasar
Sound reinfocement adalah sederetan peralatan yang ditata sedemikia rupa untuk penguatan suara atau musik untuk didengarkan oleh banyak orang. Prinsip dasarnya selalu sama. Mulai dari system yang sederhana samapi yang paling rumit seperti :
Subscribe to:
Posts (Atom)