tag:blogger.com,1999:blog-89559034588143752082024-03-14T02:04:50.142-07:00PAK OBOGPAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.comBlogger22125tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-26737767019270468822014-04-04T00:10:00.002-07:002014-04-04T00:18:29.506-07:00MENGENAL ISTILAH RASIO SIGNAL TO NOISE (S/N)<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Rasio Signal to Noise (S/N) adalah jarak
antara level sinyal dengan level dimana mulai terdengar noise. Besarnya
S/N biasanya dinyatakan dalam dB (desibel).</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Untuk
mengetahuinya secara praktis (selain membaca manual alat) dapat kita
gunakan cara berikut : Tanpa ada bunyi sinyal apapun, kita naikkan
volume sampai kita mendengar adanya bunyi noise. Itulah nilai S/N dari
alat yang kita operasikan.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Nilai
S/N 30dB artinya ada 30dB sinyal dengan 0dB noise, dan juga berarti ada
31dB sinyal dengan 1dB noise, serta ada 50dB sinyal dengan 20dB noise,
dst. </span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Semakin besar nilai S/N
berarti semakin bebas alat tersebut dari noise. Alat dengan S/N 70dB
lebih baik dari alat dengan nilai S/N 40dB. Alat pertama dapat
menghasilkan bunyi yang bebas noise hingga 70dB, sedangkan alat kedua
hanya mampu menghasilkan bunyi bebas noise 40dB saja.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Dengan mengetahui batas S/N, maka kita akan tahu sampai batas mana audio yang kita hasilkan bersih dari noise</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Sumber http://www.operator-sound.com/mixerprosesor.htm</span>PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-8738046079801461192014-03-16T23:20:00.003-07:002014-03-16T23:21:16.535-07:00SETTING EQUALIZER UNTUK PIDATO<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Secara garis besar, frekuensi pidato
dapat dibagi atas 3 area utama : fundamental, huruf hidup (vowel : a, i,
u, e, o) dan huruf mati (konsonan). </span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Fundamental
pidato ada di frekuensi 125-250 Hz. Disini kualitas suara terdapat.
Kita dapat mengenali suara si pembicara di frekuensi ini.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Huruf hidup muncul di frekuensi 350 Hz – 2 kHz. Huruf mati muncul di 1,5 – 4 kHz. </span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">60
% energi suara muncul di frekuensi 63 - 500 Hz dengan hanya 5 % tingkat
kejelasan suara. Sementara itu area 500 Hz – 1 kHz menampilkan 35 %
kejelasan suara. Dan akhirnya area 1 – 8 kHz menghasilkan 60 % kejelasan
suara.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Terlalu banyak boost
di antara 1 – 4 kHz dapat menyebabkan pendengar lelah. Tetapi vokal
dapat dibuat menonjol dengan boost di 3 kHz. Terlalu banyak boost di
area 5 -16 kHz dapat menyebabkan sibilance (desis ‘ssss’)</span>PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-62294252280857738532014-03-16T23:13:00.001-07:002014-03-16T23:16:52.810-07:00SETTING GATE<h3 class="fw-title">
<span style="color: white; font-family: Arial;">Setting GATE</span> </h3>
<div class="fw-text">
<h3>
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Salah
satu perangkat yang sering digunakan dalam sound system adalah Gate.
Terutama setting sound drum,dimana komponen seperti snare, hihat, tom,
kick dll letaknya berdekatan dan rawan kebocoran bunyi.</span></h3>
<h3>
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Secara singkat Gate adalah : alat
yang tidak akan meneruskan sinyal (dalam satuan dB) apabila nilai level
signal-nya di bawah nilai threshold yang ditentukan. Lalu kontrol apa yang biasanya menjadi standar dalam perangkat Gate? Yang utama adalah :<i><br /> </i><b>- Threshold</b>
: kontrol ini yang akan menentukan di level berapa signal diperbolehkan
masuk gate. Apabila di bawah nilai ini, maka signal akan ditutup dan
tidak diteruskan. Semakin besar dB yang kita set, semakin besar signal
yang dibutuhkan untuk membuka gate.<br /><b>- Attack</b></span><span style="font-size: x-small;"> </span> <span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">: mengontrol kecepatan gate bereaksi apabila signal sudah memasuki ambang threshold.<br /><b>- Release</b></span><span style="font-size: x-small;"> </span><span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">: menentukan seberapa cepat gate kembali menutup setelah sebuah signal dibiarkan melewati gate.<i><br /> </i>Setiap
produsen menambahkan fitur-fitur lain sebagai pelengkap. Bacalah manual
alat tersebut. Atau luangkan waktu untuk mencoba berbagai fitur
tersebut.<br />Gate biasanya disisipkan di insert mixer. Mengapa demikian?
Dengan melewati insert mixer, berarti signal sudah melalui proses
treatment gain melalui gain / trim. </span> <span style="font-family: Arial; font-size: x-small;"><span lang="IT">Hal ini akan mempermudah kita apabila ada permasalahan yang timbul di tengah pertunjukan.</span></span></h3>
<h3>
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;"><b>Setting Gate </b>:
dapatkan struktur gain dengan meminta pemain drum untuk mencoba dulu
satu persatu. Mulai kick, snar, hihat, tom. Setelah itu lakukan sedikit
equalisasi sampai sound dari masing-masing channel dianggap memuaskan.
Baru setelah itu kita tentukan setting threshold Gate. Tentukan nilai
attack terbaik agar gate bereaksi secepat mungkin dan natural . Kalo
sudah dengarkan hasilnya. Apabila ada bunyi sustain mengganggu maka
putuskan berapa nilai release terbaik.</span></h3>
<h3>
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Lakukan
proses ini satu persatu, mulai kick, snar, hihat, dan seterusnya sampai
semua yang perlu di gate telah masuk. Ingat bahwa drummer adalah
manusia yang staminanya bisa menurun. Karena itu tentukan nilai
threshold dengan bijak. Jangan terlalu ekstrim menentukan threshold
karena nantinya mengakibatkan hasil sound tidak natural.</span></h3>
<h3>
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Artikel
ini tidak serta merta membuat kita jadi piawai dalam men-setting gate,
tentunya tetap dibutuhkan praktek dan latihan untuk mengasahnya </span></h3>
<h3>
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Baca juga <a href="http://wakipit.blogspot.com/2014/03/setting-compressor.html">SETTING COMPRESSOR</a></span></h3>
</div>
PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-38573966602255235542014-03-15T00:34:00.001-07:002014-03-16T23:15:15.893-07:00CARA PASANG SOUND SYSTEM<a href="http://ramestasound.blogspot.com/2013/01/cara-memasang-sound-sytem.html">Cara memasang sound sytem </a>PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-43794714099908810192014-03-15T00:32:00.002-07:002014-03-16T23:15:15.897-07:00SETTING REVERB
Anda tentu nya sering mendengar ungkapan penyanyi kamar mandi kan?
Ungkapan ini ada karena banyak orang yang senang bernyanyi sewaktu
mandi. Lalu, kenapa orang senang bernyanyi di kamar mandi? Jawaban nya
adalah: di kamar mandi suara kita akan bergema, sehingga terdengar lebih
bagus. Gema inilah yang dalam bidang audio engineering kita sebut
dengan reverb. Jangan dicampur dengan echo lho, karena itu adalah hal
lain. Terkadang sewaktu karaoke orang bilang, minta echo nya tambah
donk!. Maksud nya adalah reverb nya yang ditambah.<br />
Reverb: adalah suatu efek yang terjadi karena suara yang dipantulkan
di dalam satu ruangan. Jadi kita tak akan mendengar ada nya reverb di
ruangan terbuka seperti misalnya lapangan bola.<br />
Tiap ruangan memiliki karakteristik reverb yang berbeda, yang mana ditentukan oleh beberapa faktor spt:<br />
* Bahan dan bentuk dari dinding ruangan<br />
* Luas nya ruangan<br />
* Banyak nya material / benda di dalam ruangan tersebut<br />
Kembali ke contoh kamar mandi. Coba anda bernyanyi, atau menepuk
tangan anda di kamar mandi, lalu bandingkan dengan misalnya di kamar
tidur anda. Suara Reverb nya beda kan? Mungkin di kamar tidur anda, anda
tak menyadari ada nya reverb, atau ada reverb yang sedikit sekali.
Kenapa bisa begitu?<br />
Setelah kita perhatikan 3 faktor diatas. Ternyata inilah yang
menyebabkan perbedaan antara karakter reverb yang ada di kamar mandi,
dengan reverb yang ada di kamar tidur anda. Dari contoh kita di atas,
faktor yang paling menentukan adalah:<br />
Kamar mandi dinding nya biasa nya terbuat dari tembok dan kaca,
lantai nya juga dari keramik atau marmer. Material2 ini tidak menyerap
suara.<br />
Kamar tidur biasa nya di tengah nya ada sebuah ranjang besar yang
menyerap suara. Belum lagi mungkin ada tirai, karpet, pakaian yang
digantung, dll<br />
Perbedaan ini saja sudah cukup untuk menjadikan kedua ruangan tersebut memiliki karakter reverb yang sangat berbeda.<br />
Di bidang audio engineering, kita menggunakan berbagai parameter di
efek unit reverb kita untuk men simulasi kan reverb yang terjadi di
alam. Apabila anda perhatikan efek unit atau plug in reverb anda, maka
akan didapati beberapa parameter seperti pre delay, early reflection, RT
60 / reverb time 60 dB, Diffusion, High Cut / Low Cut, dsb. Di bawah
ini adalah keterangan singkat dari tiap2 parameter yang ada.<br />
Pre Delay: Pantulan pertama yang kembali dari pantulan dinding yang
terdekat. Otak manusia mempersepsikan reverb ketika jarak pre delay
adalah kurang dari 100 ms. Apabila lebih dari itu, maka dibilang adalah
echo.<br />
Early Reflection: Beberapa pantulan pertama yang terjadi sebelum
reverb yang sesungguh nya datang. Beberapa pantulan pertama ini lah yang
mempersepsi kan bentuk ruangan serta luasnya ruangan tersebut.<br />
Hi-Cut: Utk meng-cut high frequency nya dari reverb. Karena apabila
suara dipantulkan, maka dia akan kehilangan sebagian dari high frequency
nya. Selain itu high frequency sangat mudah untuk di absorb oleh
material spt karpet atau pakaian. Jadi, ini lah yang dicoba untuk di
simulasi oleh reverb unit dengan mengatur parameter Hi- Cut.<br />
Diffusion: Setting yang mengatur kejelasan nya dari sebuah reverb<br />
RT 60: Panjang nya waktu sebelum reverb berkurang sebanyak 60 dB.
Sering disebut juga sebagai Reverb Time, atau Sustain, Decay, dll<br />
Tiga jenis Reverb utama yang paling sering digunakan adalah:<br />
* Plate<br />
* Room<br />
* Hall<br />
Ketika mixing reverb biasanya digunakan sebagai efek send. Alasan nya
adalah: apabila digunakan dalam posisi insert, maka anda harus memasang
sebuah unit pada setiap channel yang membutuhkan reverb. Sedangkan
dalam posisi send, reverb cukup di insert pada aux channel / effect
channel. Selanjutnya anda tinggal membuka aux bus dari channel yang
ingin diberi efek. Selain menghemat CPU, dengan hanya menggunakan satu
atau dua buah unit saja, maka hasil mixing anda akan terdengar lebih
menyatu karena karakteristik reverb nya sama.<br />
Ketika Reverb digunakan sebagai efek send (aux), maka harus diingat
settingan mix adalah Wet 100 % dan Dry 0 %. Pada auxiliary channel kita
hanya ingin mendapatkan Sound Reverb nya ( wet ). Sound asli nya ( dry )
berada pada track channel nya.<br />
Tambahan :<br />
Menggunakan 2 buah reverb atau lebih dalam satu lagu bisa membantu apa yg disebut “depth balance”<br />
Misalnya<br />
Reverb pertama settingan Pre Delay 0 ms, Reverb Time 1 second,
Karakteristik mid low. Bisa kita pakai untuk menambah sustain dari
beberapa instrument spt tom atau acoustic guitar dry. Reverb ini
berfungsi menambah nuansa tanpa mengganggu reverb kedua<br />
Reverb kedua settingan Pre Delay 20 ms, Reverb Time 2 seconds,
Karakteristik mid bright. Bisa kita pakai untuk snare, vocal, atau
instrument lain nya yg diinginkan.<br />
Ketika digunakan, maka instrument2 yang menggunakan reverb pertama
sustain nya akan habis lebih dahulu sehingga menciptakan depth yang
berbeda daripada reverb kedua.PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-56024941226639685642014-03-15T00:31:00.002-07:002014-03-16T23:15:15.909-07:00SETTING COMPRESSORCompressor adalah sebuah alat yang termasuk dalam kategori gain
based. Sewaktu kita menyetel parameter2 yang terdapat pada sebuah unit
compressor, digunakan satuan dalam dB. Compressor berguna utk membuat
signal lebih rata atau stabil. Tidak terlalu naik turun.<br />
Dahulu sewaktu rekaman banyak dilakukan di pita analog, ketika
seorang Sound Engineer merekam material yang memiliki perubahan dinamika
tinggi, maka dia akan menurunkan volume sehingga bagian yang
berdinamika kuat tak akan mengakibatkan distorsi. Masalahnya, ketika
volume diturunkan, maka bagian yang lembut berada dekat pada noise
floor, jadinya tak terdengar jelas karena tertutup oleh suara seperti
shhhhhh. Dengan menggunakan compressor, maka Sound Engineer dapat
men-stabilkan materi sehingga volume keseluruhan dapat diangkat dan
mengurangi tape noise.<br />
Contoh lain nya adalah penggunaan compressor pada vocal. Mari kita
bayangkan apabila kita mixing sebuah lagu yang hanya terdiri dari vocal,
sedangkan musiknya berasal dari keyboard atau organ tunggal. Kita
mengetahui bahwa musik organ tunggal memiliki dinamika yg konstan,
sehingga akan menjadi masalah apabila vocal nya memiliki dinamika yang
lebar.<br />
Misalnya si penyanyi berbisik pada intro, lalu menyanyi dengan
kencang pada bagian reff. Apabila kita mem balance musik dan vocal
berdasarkan saat ref, maka ketika intro vocal tak akan kedengaran karena
si penyanyi berbisik. Begitu juga apabila kita mem balance musik dan
vocal berdasarkan saat intro, maka saat ref musik akan tertutup karena
si vocalist menyanyi dengan kencang / berteriak.<br />
Dengan menggunakan compressor, Sound Engineer dapat menstabilkan
vocal tersebut sehingga dapat masuk/menempel dengan baik pada musik
organ tunggal.<br />
Utk rekaman, Compressor juga dapat digunakan sebelum signal masuk ke
tape / hard disk. Utk aplikasi ini, Compressor berguna utk menjaga
signal yang masuk agar tidak sampai terjadi digital clipping.<br />
Yang masih termasuk dari kategori compressor antara lain:<br />
Limiter: output nya konstan, tidak perduli besar kecil nya signal
yang masuk / signal tak diperkenankan melewati threshold yang ada.<br />
Brick Wall Limiter: Limiter yang banyak digunakan pada saat mastering
untuk menaikkan volume keseluruhan dari sebuah material audio.<br />
Frequency Selected Compressor: bekerja pada satu band frequency yang
telah ditentukan. Contoh nya adalah deesser. Deesser bekerja pada
frequency sekitar 5 8 kHz dan berguna utk menekan bunyi desis pada
vocal<br />
Multi Band Compressor: Banyak digunakan utk mastering. Bisa kita
bayangkan sebagai beberapa compressor dijadikan satu. Yang mana tiap2
compressor menangani frekuensi atau bandwith yang berbeda secara
independent. Tiap bandwith dapat memiliki settingan attack, release ,
ratio dan threshold yang berbeda juga. Misalnya kita memiliki MBC yang
dibagi 3, maka dapat di set: satu untuk meng-compress frequency rendah,
satu utk mid, dan satu utk high frequency.<br />
Apabila digunakan dengan baik dan benar, sebagian besar pendengar
yang awam tak akan menyadari bahwa compressor telah digunakan. Telinga
manusia cenderung lebih peka terhadap perubahan pitch daripada perubahan
amplitude.<br />
Umumnya, sound engineer mengerti musik. Tentu nya anda mengerti,
selain nada dan irama, perubahan dinamika atau keras lembut nya sebuah
lagu sangat mempengaruhi keindahan dari lagu tersebut. Apalagi utk lagu
klasik. Nah, inilah yang akan kita coba pertahankan.<br />
Secara garis umum ada 5 buah parameter yang dapat di adjust, yaitu:
threshold, ratio, attack time, release time, dan output/gain. Dari ke 5
parameter ini, saya akan membagi nya menjadi dua bagian yaitu, threshold
dan ratio. Selanjutnya adalah attack time dan release time.
Pertama-tama kita membahas soal threshold dan ratio.<br />
Yang pertama adalah threshold. Threshold adalah satu point dimana
apabila sebuah signal melewati titik ini, maka si compressor akan mulai
bekerja. Anda lah yang menentukan threshold ini. Sebagai contoh, apabila
threshold di set pada -20 dB, maka semua signal yang melewati -20 dB
akan di proses. Signal yang tak melewati tak akan di proses.<br />
Parameter yang kedua adalah ratio. Singkatnya, ratio adalah
perbandingan atau jumlah dari kompresi yang akan dikenakan kepada signal
audio yang melewati batas threshold. Misalkan ratio di set pada
perbandingan 3:1 dan threshold -20 dBFS. Apabila signal berada pada -14,
berarti melewati threshold dengan jumlah 6 dB. Lalu akan di kompress
dengan perbandingan 3:1. Maka akan kita dapat hasil 2. Nah ini yang kita
tambahkan pada threshold kita yang -20 tadi. Hasil akhir nya adalah -18
dB.<br />
Kita telah membahas berulang kali soal dB ini, mungkin anda
bertanya-tanya, berapa dB kah kompresi yang baik itu? Sebagai jawaban
nya, tergantung selera dan jenis musik yang sedang anda mixing. Tapi,
ada patokan nya yaitu: apabila anda sudah mengkompress sebesar 6 dB,
maka di persepsikan itu adalah setengah dari keras nya suara sebelum di
kompress. Utk lebih jelas nya perhatikan tabel pada bagian bawah artikel
ini.<br />
Parameter kita yang ketiga, adalah attack time. Attack time
menentukan berapa lama nya si compressor menunggu sebelum mulai bekerja
setelah ia mendeteksi ada nya signal yang melewati threshold. Seperti
kita lihat pada gambar diatas, setiap instrument memiliki Sound Envelope
yang berbeda. Jika attack time anda set fast, maka compressor akan
melihat dan bereaksi pada hampir setiap signal yang melewati threshold.<br />
Contoh nya saat kita gunakan compressor pada track drum. Apabila
attack time di set cepat, maka compressor akan bereaksi terhadap setiap
pukulan drum. Ketika anda merubah attack time to slow, maka compressor
tak akan bereaksi terhadap signal berdurasi pendek.<br />
Parameter kita yang ke empat, adalah release time. Release time
menentukan berapa lama nya si compressor menunggu sebelum berhenti
bekerja setelah ia mendeteksi bahwa signal audio sudah tak lagi berada
di atas threshold. Bisa juga diartikan waktu nya sebelum compressor
kembali ke normal (sebelum dia bekerja)<br />
Parameter yang ke lima adalah make up gain, atau output. Ketika
sebuah signal di compress, maka otomatis amplitude nya akan berkurang.
Output ini berguna untuk menambah Gain dari signal audio anda yang sudah
di kompress.<br />
Beberapa Compressor memiliki settingan yang disebut Hard Knee atau
Soft Knee. Perbedaan nya adalah, pada Hard Knee, ketika signal masih di
bawah threshold, sama sekali tidak di compress. Begitu melewati
threshold, maka compressor langsung bekerja. Pada soft knee, ketika
signal mulai mendekati threshold maka compressor nya mulai bekerja.<br />
Beberapa kesalahan yang banyak ditemui pada saat setting compressor:<br />
* Threshold nya di set ke 0<br />
* Ratio di set ke 1<br />
* Attack terlalu besar saat meng-compress instrument perkusi<br />
Cara cepat utk mengeset compressor :<br />
* Set Ratio 3:1<br />
* Set Attack Time 12 ms, Release Time 50 ms atau Auto<br />
* Perlahan-lahan turunkan threshold nya sehingga didapat Gain Reduction antara 4 s/d 8 dB ( Tergantung jenis instrument nya )<br />
Panduan menentukan parameter compressor :<br />
Jenis instrument dipakai untuk menentukan attack dan release Time<br />
Teknik bermain atau dynamic range dipakai untuk menentukan ration dan gain reduction<br />
Baca juga <a href="http://wakipit.blogspot.com/">SETTING DASAR VOCAL</a>PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-66017254958114338172014-03-11T10:49:00.000-07:002014-03-16T23:15:15.921-07:00MEREDAM SUARA PENONTON SAAT LIVE<div id="aim18222398546910699903">
Untuk meredam suara berisik penonton di lagu live menurut saya termasuk
hal yang lumayan susah (kalo tidak mau disebut mustahil) Ada beberapa
syarat mutlak yang harus dipenuhi agar audio tersebut bisa diredam suara
ribut-ributnya. Simak yang berikut ini<br /><a href="http://angi-medion.blogspot.com/2012/05/meredam-suara-penonton-saat-konser.html" name="more" style="color: #3f5c10; text-decoration: underline;"></a><br />Sejatinya
pertunjukan lagu yang live itu akan lebih hidup jika dibarengi dengan
suara yel-yel dari penonton. Biasanya suara-suara dari penonton tidak
akan dominan melainkan terdengar sayup-sayup di background. Kalau
menurut saya itu tidak mengganggu melainkan lebih menambah kemeriahan
suatu pertunjukan live.<br /><a href="http://1.bp.blogspot.com/-es7RhfbSI94/Tj40k_6pH7I/AAAAAAAAgOg/mizBu3vlQV0/s1600/3606082233_b97b4b24c2.jpg" style="color: #3f5c10; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5638001593751773106" src="http://1.bp.blogspot.com/-es7RhfbSI94/Tj40k_6pH7I/AAAAAAAAgOg/mizBu3vlQV0/s400/3606082233_b97b4b24c2.jpg" style="border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; cursor: pointer; height: 266px; width: 400px;" /></a><br />Jika anda tidak menghendaki suara penonton sama sekali bisa saja anda cari versi rekaman studionya bukan?<br /><br />Saya
beberapa kali mencoba untuk melakukan filter terhadap suara gaduh
penonton di adobe audition namun hasilnya kurang memuaskan dalam segi
kualitas suara. Namun tetap saya jelaskan caranya supaya anda bisa
memutuskan mau menggunakannya atau tidak.<br /><br />Sebelumnya, 2 syarat mutlak agar suatu audio live bisa diredam suara-suara gaduh dari penonton:</div>
<div id="aim28222398546910699903">
<br />1. Dual channel (stereo) atau lebih (dolby 5.1), single channel (mono) tidak akan bisa dilakukan peredaman suara<br />2.
Di record lewat peralatan mixer sound system. Umumnya pertunjukan live
suaranya direkam melalui kanal mixer sound system. Jadi audio seperti
ini yang lebih memungkinkan untuk diredam daripada audio yang langsung
direcord dari kamera :D<br /><br />Itu saja syaratnya. Berikut langkah-langkah yang saya tempuh untuk meminimalisir suara penonton dengan adobe audition:<br />1. Import audio klip ke timeline<br /><br />2. Buka menu effects - filter - center channel extractor<br /><a href="http://4.bp.blogspot.com/-WeOH1bGMOiQ/Tj4xXuKp0GI/AAAAAAAAgOY/m7SdEFR832Q/s1600/center%2Bchannel.jpg" style="color: #3f5c10; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5637998067113906274" src="http://4.bp.blogspot.com/-WeOH1bGMOiQ/Tj4xXuKp0GI/AAAAAAAAgOY/m7SdEFR832Q/s400/center%2Bchannel.jpg" style="border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; cursor: pointer; height: 238px; width: 400px;" /></a><br /><br />3.
Ada beberapa preset disana, pilih preset acapella. Preset acapella akan
mereduksi channel kiri dan kanan namun tetap mempertahankan channel
tengah sehingga vokal penyanyi menjadi lebih jelas dan suara latar
(background) menjadi teredam.<br />Ini kebalikan dari proses menghilangkan suara vokal lagu :D<br />Preset amplify vocal dan lift vocal juga bisa anda pakai, atau atur sendiri settingan sesuai keinginan<br /><br />Silakan
anda mencobanya :D Kalau menurut saya lebih baik suara yel-yel
penontonnya dipertahankan, untuk mendapatkan momen kemeriahan acara
live</div>
<div id="aim28222398546910699903">
</div>
<div id="aim28222398546910699903">
Sumber .<a href="http://blog-tutorial-menarik.blogspot.com/2011/08/meredam-suara-berisik-penonton-di-lagu.html">http://blog-tutorial-menarik.blogspot.com/2011/08/meredam-suara-berisik-penonton-di-lagu.html</a></div>
PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-81392208539808683882014-03-11T10:41:00.001-07:002014-03-16T23:15:15.939-07:00TIPS DALAM MIXING<a href="http://musikustik.files.wordpress.com/2012/04/spark1studio2.jpg"><img alt="" class="alignleft size-medium wp-image-70" src="http://musikustik.files.wordpress.com/2012/04/spark1studio2.jpg?w=300&h=200" height="200" title="spark1studio2" width="300" /></a><br />
<br />
Suara vokalnya bagus, dentuman drumnya ok, dan tarikan gitarnya
mantab, kemudian digabungkan ketiganya menjadi satu, apa yang terjadi?
Pasti Berantakan!. Sampai anda berkali-kali mengalami kegagalan dalam
proses mixing musik, membuat anda frustasi. Mungkin butuh berkali-kali
upaya untuk bisa menjadi tehnisi atau produser musik yang sukses.
Namun, saya punya 20 tips yang bisa sangat membantu untuk melakukan
proses mixing. Have fun!<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
<ol>
<li>Posisikan mixer pada posisi netral, sebelum anda mulai bekerja, dan
tarik ke bawah semua tombol ke aluran yang tidak digunakan. Pastikan
semua aux yang tidak digunakan berada pada level zero dan semua channel
mixer yang tidak digunakan berada pada posisi mute, karena berfungsi
akan mengurangi suara bising di background. Jika anda tidak
melakukannya, maka anda akan menemukan efek yang tidak diinginkan. Anda
juga harus memiliki lembar track yang berguna untuk menandai channel
mixer yang udah digunakan selama proses rekaman.</li>
<li>Mengoptimalkan hasil settingan tidak hanya bagus buat multitrack,
tapi juga buat effect yang dikirim balik dari unit effek luar. Juga
pastikan bahwa master rekaman anda digunakan sebaik mungkin tanpa adanya
overloading. Upaya sederhana ini dapat meningkatkan kejernihan dari
mixing anda secara signifikan. Jika rekaman anda akan di edit secara
digital, jangan gunakan cara fade-out sampai semua rekaman selesai, dan
jangan buang suara noise, karena anda mungkin akan membutuhkannya ketika
sedang menyiapkan denoiser digital yang membutuhkan suara noise untuk
tujuan kalibrasi.</li>
<li>Bikin grup-grup kecil pada saat berencana mixing, seperti drum-kit
atau backing vocal, sehingga anda dapat mengontrol semua tingkatan dari
element grup-grup tadi dari fader single atau sepasang fader stereo. Hal
ini akan memudahkan anda mengontrol mixing dengan menggunakan fader
yang lebih sedikit, dan jari yang minim! Hati-hati lah setiap saluran
grup-grup ini juga harus memiliki efek ke grup yang sama, kalau tidak
tingkatan efeknya tidak akan berubah meskipun anda meng-adjustnya di
grup fader.</li>
<li>Saat penyesuaian level dibutuhkan, tandai setting fader dengan
pensil, dan jika perlu, buat catatan counter tape atau time-code lokasi
dimana perubahan level berlangsung. Pada cara ini, anda dapat meminta
bantuan dari musisi di studio jika mix nya cukup sibuk. Jika anda
beruntung dan menggunakan mix otamoatis, dengarkan semua saluran mix
tanpa harus melihat levelnya, sehingga anda bisa konsentrasi untuk
menyeimbangkan instrumen.</li>
<li>Jangan berasumsi telinga anda selalu benar. Tenangkanlah telinga
anda sebelum melakukan mixing dan sering2lah mendengar rekaman komersil
dibandingkan sistem monitor, sehingga anda dapat beberapa contoh untuk
referensi. Ini sangat penting jika anda menggunakan enhancer harmoni,
sehingga telinga anda dapat dengan cepat terbiasa dengan suara efek
berlebih.</li>
<li>Jangan terlalu banyak membuat effek, khususnya reverb, karena akan
menggganggu rekaman anda dan gunakan kontras yang hanya dibutuhkan saja
untuk memberikan sentuhan pada mix anda. Aturannya seperti ini, semakin
kering soundnya, semakin nyaring terdengar bunyinya, sedangkan suara
reverbed yang terlalu banyak cenderung berada di background. Jika anda
membutuhkan reverb yang kuat untuk lead vocal, cobalah ambil pra-delay
ke effek reverb dan adjust kedua level vocal dan level reverb sehingga
suara vocal dapat terdengar lebih apik dibandingkan suara backing.</li>
<li>Jangan menggeser suara bass seperti kick drum atau instrument bass
ke salah satu sisi soundstage stereo, karena sound tinggi energi ini
butuh ruang untuk dibagi sama antara dua speaker stereo untuk hasil yang
terbaik. Aturannya adalah: suara yang sangat nge-bass berisi sedikit
atau tidak sama sekali informasi, meskipun suara bass juga berisi banyak
harmoni yang dapat bersuara langsung.</li>
<li>Tinggalkan adjustment akhir efek dan EQ sampai seluruh mix
dimainkan. Jika anda bekerja dengan alat instrument cuma satu, tentunya
sangat berbeda bila menambahkan alat-alat lainnya. Jika anda dapat
membuang penggunaan alat EQ yang berat, halnya malahan akan menghasilkan
lebih natural.</li>
<li>Cobalah untuk tidak memakai banyak instrumen yang sama di spectrum
audio. Mid-range khususnya agak beresiko, jadi cobalah memilih suara
terbaik pada sumbernya. Anda dapat meningkatkan pemisahan ketika mixing
menggunakan EQ untuk mendekati sumber dari suara. Coba kurangi suara
rendah dan sekali-sekali ambil nada tinggi. Cara ini dikenal sebagai
spectral mixing, dimana setiap suara atau intrumen diberi ruang di
spectrum audio. Contoh yang bagus dalam hal ini adalah gitar akustik
yang dalam mix rock, dapat tenggelam di low mid. Apabila anda bermain di
nada bawah, anda tetap medapatkan banyak definisi, tetapi mix nya akan
terlihat jauh lebih bersih. Filter Sidechain di gates noise (posisikan
di mode Key Listen) selalu menjadi alat yang bagus buat mendapatkan
suara rendah dan tinggi tanpa mengubah bagian yang anda inginkan.</li>
<li>Jangan membiarkan suara EQ seperti tidak natural, khususnya ketika
akan memboosting. Aturannya, equalizer external yang baik akan terdengar
lebih baik dibandingkan konsol channel EQ ketika anda ingin mencoba
mebuat perubahan tone yang signifikan. Jika anda dapat menutup EQ dengan
memotong atau boost dibandingkan dengan menggunakan sweep, anda akan
mendapatkan suara yang kasar, nasal atau phasey.</li>
<li>Jika memungkinkan, memperbaiki masalah dengan langsung memotong EQ
dari pada boost. Sistem pendengaran manusia kurang sensitive terhadap
cara potongan EQ dibandingkan dengan boost. Anda akan mengalaminya
apabila menggunakan equaliser murahan atau EQ di meja anda.</li>
<li>Kompres suara vocal untuk mendapatkan hasil yang baik ketika di mix.
Sedikit penyanyi yang bisa bernyanyi tanpa suaranya dikompres.
Kompresor model soft knee cenderung menjadi kasar, tetapi jika anda
ingin kompresi bisa menambah kelembutan dan kesenangan dari suara anda,
cobalah kompresor opto atau kompresor model hard knee dengan setting
rasio tinggi dibandingan yang seperti biasa digunakan. Waspadalah,
kompresi dapat meningkatkan noise di background dan kompresi yang
terlalu banyak dapat juga melebihkan sibilansi vocal.</li>
<li>Dari waktu ke waktu, cek keseimbangan mix anda dengan mendengarkan
suara dari luar studio/kamar. Cara ini dapat menunjukan tingkat
keseimbangan yang lebih jelas dibandingkan mendengarkan langsung dari
monitor. Tak ada yang tahu alasannya, tapi cukup berhasil.</li>
<li>Jangan mendengarkan terlalu keras. Mungkin musiknya tampak semakin
menyenangkan, tetapi penikmat musik tidak akan mendengarkan dalam level
audio yang sama. Memonitor suara dalam level yang tinggi cenderung akan
mengubah perspektif pendengaran anda dan akan merusak pendengaran anda
secara permanen. Tidak masalah bila anda ingin mengecek suara mix dengan
keras dalam jangka pendek, tetapi seingkali malah lebih bagus mencoba
dan memix pada level suara yang biasa dimainkan.</li>
<li>Cek hasil mix anda dengan headphone maupun speaker. Headphone
memberikan gambaran distorsi yang kecil dan klik yang mungkin tidak
akan anda dengar di loudspeaker. Tetapi, jangan tergantung dengan
headphone ketika mixing, karena imej stereonya yang berbeda dengan
loudspeakers dan frekwensi rendahnya tidak dapat diduga.</li>
<li>Jangan membuat variasi suara pada drum dan bass selama mix, karena
rythm section secara traditional merupakan latar belakang yang konstan
terhadap suara-suara lain. Natural dynamic didalam bagian intrumen
rhythm oke saja, tetapi jangan biarkan fader terus bergerak di nada
suara ini.</li>
<li>Dalam mixing, coba ‘merunduk’ mid-range instrumen seperti gitar
overdrive dan bantalan synth bawah kendali vokal, sehingga setiap kali
vokal yang hadir, suara bertentangan penurunan tingkat oleh dua atau
tiga DBS. Hanya sedikit merunduk secara signifikan dapat meningkatkan
kejelasan mixing. Gunakan waktu yang cukup cepat untuk Ducker (yang
dapat berupa kompresor atau noise gate yang memiliki fasilitas
merunduk), dan mengatur waktu rilis oleh telinga. Kali rilis pendek akan
menyebabkan lebih jelas keuntungan-memompa, tetapi dalam mixing rock,
hal ini dapat menambah energi dan kegembiraan menyambut.</li>
<li>Jika anda merekam dengan track berbagai MIDI, cobalah tidak melihat
diplay sequencer selama mixing, visualnya akan mengganggu penilaian
objektif anda. Jika perlu, tutup mata anda. Lihat kemajuan sequener anda
melalui arrange page juga dapat memberikan impresi yang salah.</li>
<li>Jika suara dekat miked tampaknya tak bernyawa wajar, tetapi Anda
tidak ingin menambahkan reverb, cobalah suasana atau setting awal
refleksi untuk mendorong rasa ruang. Semakin pendek waktu reverb,
semakin mudah untuk merubah mixing Anda kedepanannya.</li>
<li>Dengarkan hasil mixing sekali lagi, sehari setelah Anda selesai,
karena persepsi Anda kemungkinan akan berubah setelah mengistirahatkan
telinga Anda semalam. Juga memeriksa rekaman master pada media player
yang berbeda, untuk memastikan kedengarannya baik. Bahkan kemudian,
menyimpan semua informasi mixing Anda dalam lembar cheklist, termasuk
pengaturan efek, karena Anda tidak pernah tahu kapan Anda mungkin ingin
mencoba untuk memperbaiki ‘mixing akhir’!_Semoga bermanfaat.</li>
</ol>
PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-82575788616934505212014-03-01T20:28:00.001-08:002014-03-16T23:15:15.944-07:00INSTALASI 2WAY TANPA CROSSOVERBagi anda yang mempunyai Equalizer tp bingung karena mempunyai 2
Power amply dan harus membagi 3 freq LOW-MID-HIGH ,sesunguhnya ini bisa
disiasati tanpa menggunakan crossover aktif , berikut ini saya akan coba
mengutarakan cara yang efisien tp menghasilkan jenis suara yang bagus.<br />
sebenarnya trik ini sudah banyak yang dilakukan oleh orang lain
khususnya OT ,tp apa salahnya kalau saya utarakan disini supaya orang
yang belum mengetahui bisa mencobanya.<br />
hal yang pertama anda harus menentukan speaker mid-high nya dalam hal
ini saya merekomendasikan speaker 12 inch berjumlah 4 pcs yang
dijadikan menjadi 2 box (1 box isi 2 speaker) untuk sebelah atau mono
jadi kalau anda memakai stereo harus berjumlah 8 pcs atau 4 box (2 box
sebelah kiri ,2 box sebelah kanan) ,tp ingat pilih speaker yang freq nya
mid-high kalau saya merekomendasikan ,untuk budget yang rendah pilih
ACR clasic ,Audax tp kalau mempunyai budget yang lebih bisa pilih
speaker high-end (peavey,jbl,kappa) tp dengan catatan harus pilih freq
mid-high . refrensi bisa klik disini bisa lihat di kolom sound system<br />
hal yang kedua anda harus menentukan speaker Low-Mid ,dalah hal ini
saya merekomendasikan speaker 18 inch 2 pcs untuk sebelah (mono) jadi
anda harus menyediakan 4 pcs untuk stereo, tp ingat speaker ini harus
benar2 Mid-Low supaya dentuman lebih berasa ,untuk refrensi ada bisa
lihat di kolom sound system<br />
nah setelah speaker sudah tersedia lalu kita kembali ke pembahasan
Equalizer . disini kebanyakan orang menggunakan equalizer ==>>
MIXER OUTPUT1 ,OUTPUT2 ==>> INPUT1,INPUT2 EQUALIZER
==>>EQUALIZER OUTPUT1,OUTPUT2 ==>>INPUT1 ,INPUT2 POWER
==>> SPEAKER nah bingung kalau menggunakan power yang satunya
terpaksa diambil lagi dari out equalizer yang lain (rata2 equalizer
built up disiapin 2 channel output ,input) nah kalau sudah begini anda
pasti bingung untuk mendapatkan suara low-mid- high karena kedua channel
output equalizer masuk ke input power1 ,power2<br />
jika anda menginginkan low -mid- high bisa terpisah dan bisa disetting sesuai selera masing2 gampang<br />
MIXER OUTPUT1 ,OUTPUT2 ==>> INPUT1 ,INPUT2 EQUALIZER ==>>
EQUALIZER OUTPUT1 ==>>INPUT1 POWER 1 lalu EQUALIZER OUTPUT2
==>> INPUT1 POWER 2 nah disini anda melihat seolah2 power hanya
menggunakan 1 input ,jangan kuatir langsung aja input power di seri
menjadi input 1 ke input 2 untuk menghasilkan suara stereo.<br />
setelah itu anda sudah bisa merubah frequensi di equalizer anda ,masing2 channel equalizer diberikan ke masing2 power<br />
contoh :<br />
channel 1 Equalizer untuk power 1 (mid-high) : naikkan freq mid-highnya ,sebaliknya turukan freq low<br />
channel 2 Equalizer untuk power 2 (mid-low) : naikkan freg mid-low ,sebaliknya turunkan freq high<br />
ini semua tergantung selera pendengaran anda.<br />
ingat pilih power sesuai dengan freq nya masing2 ,seperti mid-high
pilih power mid-high ,dan sebaliknya untuk low pilih power yang khusus
low.<br />
Baca juga <a href="http://wakipit.blogspot.com/">TEORI SETTING EQUALIZER</a> PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-79817861244058176922014-03-01T20:20:00.000-08:002014-03-16T23:15:15.935-07:00SETTING DASAR VOKAL<div style="color: red;">
<span style="color: black;">Ada hal yang perlu di perhatikan saat
melakukan Mixing Live,artikulasi Vokal penyanyi dalam pertunjukan band
live usahakan jelas,tentunya mengangkat level Vokal porsinya diatas
level alat musik sehingga vokal menjadi jelas,tidak ada aturan baku
seberapa db perbedaan antara sound alat music dengan vokal,seorang
Engineer yang profesional akan tahu titk mana yang paling proposional</span> <span style="color: black;">antara music dan Vokal.</span></div>
<div style="color: red;">
</div>
<div style="color: red;">
<span style="color: black;">BASS DAN DRUM </span></div>
Banyak cara untuk Mixing Bass dan Drum,kembali pada jenis music dan
selera musisi serta kemammpuan Engineer meracik serta kemauan si musisi
menjadi hasil Miixingan yang baik,yang jelas Kick drum dipandankan
dengan dentuman bass itulah yang namanya kawin antara kick dengan
bass.Setelah keduanya kawin maka kita akan mendapatkan sebuah music
tersaji enak tidak terkesan hambar<br />
<br />
Baca juga <a href="http://wakipit.blogspot.com/">MIXING DUA GITAR</a> PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-22648142953505973772014-03-01T20:16:00.001-08:002014-03-16T23:15:15.876-07:00MIXING DUA GITAR<div style="color: red;">
<span style="color: black;">Mixing dua gitar,bila menemui ada dua
gitaris diatas panggung, langkah kita adalah mendiskusikan dengan band
tersebut,apakan gitar satu di Pan kekanan tau sebaliknya dan bagaimana
bila pas solo gitar?</span></div>
<div style="color: red;">
<span style="color: black;">Idialnya Mixing 2 gitar jangan terlalu
extrime dalam main Pan pot,karena dalam letek speaker antara sayap kanan
dan kiri bejahuan,penonton yang ada di kiri tidak bisa dengar gitar
yang baru di pan kekanan,begitu juga sebaliknya,Apabila pas solo gitar
sebaiknya sound gitar diarahkan ke centre(tengah) dan level gitar ketika
solo,sedikit dibawah level vokal,agar sound vokal bisa tetap menonjol. </span></div>
<div style="color: red;">
<span style="color: black;">Baca juga <a href="http://wakipit.blogspot.com/">CARA MENGHILANGKAN FEEDBACK PADA SOUND SYSTEM</a></span></div>
PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-67719002349571997532014-03-01T20:11:00.000-08:002014-03-16T23:15:15.926-07:00INSTALASI DASAR MIXING ORGAN TUNGGALBagi para engineer yang sudah senior nyimak aja ya...Sebetulya Mixing sebuah <br />
pagelaran hiburan terutama organ tunggal atau electone gampang gampang susah<br />
gampang bagi yang sudah mahir,susah bagi pemula.<br />
Sebetulnya setting atau mixing organ tunggal itu seperti kita stel cd player<br />
sumber suaranya sudah sempurna,hanya aja kita harus bisa meracik sehingga <br />
hasil mixing kita bisa di dengar enak.<br />
Fakta dilapagan para engineer engineer baru, kurang bisa memahami suara yang <br />
enak itu seperti apa to,suara yang enak itu bagi saya,jernih,komplit(tidak <br />
ada yang kurang dan tidak ada yang dominan) dan tidaklelah ditelinga. <br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-bsQJ5g03pTY/UZEvqB5gaXI/AAAAAAAAAh4/oi_eIw8iKhk/s1600/electronicsheet.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://4.bp.blogspot.com/-bsQJ5g03pTY/UZEvqB5gaXI/AAAAAAAAAh4/oi_eIw8iKhk/s400/electronicsheet.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Ada cara agar kita mendapatkan suara yang enak<br />
<br />
1.Taruhlah out keyboard pada line in bukan chanel mic, karena pada line lebih <br />
halus dan tidak mudah peak.<br />
<br />
2.Usahakan dengan system sterio karena hasilnya lebih lebar rangeya jadi telinga <br />
kita tidak mudah lelah <br />
<br />
3.Output masuk ke mono chanel pada mixer lalu kIta pan ke L dan R dan kita lebih <br />
mudah mengatur apabila ada keidakseimbangan dari output keyboard mungkin dari<br />
file song atau sampling.<br />
<br />
4.Cari Head Room dengan memutar gain pada mixer,posisi Head Room diambang peak <br />
baru kita mengankat fader nya.<br />
<br />
5.Pasang dua buah DI BOX,atau distributor yang intinya bisa mengirim dua signal<br />
yang satu ke kotrol atau ke monitor keyboard dan yang satu ke mixer utama.<br />
Baca juga <a href="http://wakipit.blogspot.com/">INSTALASI DASAR SOUND SYSTEM</a> PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-21806597992928375732014-03-01T04:13:00.001-08:002014-03-16T23:15:15.871-07:00MENGATASI PEMAIN MUSIK YG BANDEL<h3 class="fw-title">
<span style="color: white; font-family: Arial;">Musisi bandel</span> </h3>
<div class="fw-text">
Banyak panggung live-music beruntung
mendapatkan musisi berbakat di panggungnya. Tetapi kadangkala ada
beberapa pemusik yang merasa perlu bermain keras. Masalah ini makin
menjadi-jadi apabila pemusik tersebut dapat mengontrol sendiri volumenya
melalui amplinya. Operator sound akan sulit sekali mendapatkan mix yang
baik bila pemusik ini menaikkan volumenya sehingga menutupi yang lain.
Meminta pemusik tersebut mengecilkan suaranya biasanya tidak ampuh.
Suara akan mengecil sementara, lalu kemudian membesar lagi.<br />
Untuk
mengatasi hal ini, maka jelaskan pada musisi tersebut bahwa anda sangat
ingin agar hadirin mendapat sound terbaik yang enak dan nyaman. Minta
pemusik tersebut untuk mempercayai anda. Sebagai langkah kedua, rekam
penampilan mereka dengan sebuah mic atau handycam, lalu saksikan bersama
pemusik tersebut. Rekaman ini akan menjadi bukti nyata bahwa pemusik
tersebut terlalu keras !<br />
<br />
Baca juga <a href="http://wakipit.blogspot.com/">MASALAH ADU PEMUSIK DIPANGGUNG</a></div>
PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-11213672611874435032014-02-28T17:22:00.002-08:002014-03-16T23:15:15.863-07:00MASALAH ADU PEMUSIK DI PANGGUNGDi panggung live, kadang-kadang pemusik mengeluh : "sulit sekali memonitor suara instrumen saya di panggung ini". <br />
Kesulitan
ini terjadi karena panggung biasanya hingar-bingar. Keadaan
hingar-bingar terjadi karena semua adu keras dengan memperbesar bunyi
ampli masing-masing. Sebaiknya tiap ampli tidak terlalu keras tetapi
pemusiknya tetap dapat memonitor bunyinya dengan baik. Untuk
mengatasinya coba lakukan hal-hal berikut :<br />
1. Pertama-tama,
pindahkan arah hadap masing-masing ampli / monitor. Contoh : Ampli gitar
hadap kiri, ampli keyboard agak mendongak hadap kanan, dsb. Tentunya
tetap menghadap ke pemain terkait. <br />
2. Coba tonjolkan suara
instrumen pemusik di monitor nya masing-masing. Misalnya di monitor
pemain gitar, kecilkan bunyi instrumen lain yang di monitor tersebut
sehingga suara gitarnya menjadi menonjol. Jadi pemain gitar mendengar
suara gitar nya melalui 2 speaker : amplinya dan monitornya. Setelah
itu, minta pemain gitar tersebut mengecilkan amplinya. Otomatis maka
bunyi gitar di atas panggung akan menjadi kecil dan fokus hanya ke
pemain gitar saja. Hal ini akan mengurangi 'hingar bingar' panggung. <br />
3.
Perhatikan cara bermain para pemusik di panggung. Jika kita mendengar
bahwa suara gitar menutupi suara keyboard (atau sebaliknya), maka coba
minta para pemusik untuk main di oktaf yang berbeda (gitar oktaf yang
lebih tinggi, keyboard oktaf middle, bas oktaf rendah). <br />
4. Bila
kita merasa suara drum terlalu keras, coba perkecil suara di monitor
drum. Biasanya karena monitor drum terlalu keras maka pemain drum main
lebih keras. Hal yang sama juga berlaku di monitor instrumen lain.<br />
5.
Bila pertempuran antara alat musik masih tetap seru di panggung, coba
bagi frekuensi suara semua amplifier di panggung. Gitar disetel agak
high dengan mid dan low dikurangi. Bas mengurangi high dan mid nya.
Keyboard mengurangi high dan low. Jadi masing-masing ampli memiliki
jatah frekuensi masing-masing. Tentu sebelumnya dengan berdiskusi dengan
para pemusik tersebut. PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-53065013112361556102014-02-28T17:21:00.000-08:002014-03-16T23:15:15.905-07:00DATA SPL LINGKUNGANBerikut adalah data SPL lingkungan (noise) untuk keperluan set-up sound system di lapangan :<br />
- Batas pendengaran manusia 130 dB<br />
- Obrolan manusia secara normal 40 - 60 dB<br />
- Jalan raya yang sibuk dari jarak 10 meter 60 - 80 dB<br />
- Televisi di rumah dari jarak 1 meter <u>+</u> 60 dB<br />
- Ketukan palu dari jarak 1 meter <u>+</u> 100 dB<br />
Agar terdengar jelas, sound kita harus ber SPL lebihi dari noise lingkungan di atas PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-47505807849071965482014-02-27T19:30:00.002-08:002014-03-16T23:15:15.901-07:00CARA MENGHILANGKAN FEEDBACK PADA SOUND SYSTEM
Bagi anda yang sering berkecimpung di dunia sound system pasti sering
berjumpa dengan keadaan feedback, yaitu suara dominan tidak karuan yang
keluar dari speaker, biasanya terdengar mendengung atau mendenging
keras. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa faktor.<br />
<br />
Faktor utama yang sering terjadi dalam instalasi sound system adalah
munculnya suara feedback/mencuit, dimana selain disebabkan oleh titik
penempatan speaker yang salah/kurang sesuai dan penggunaan microphone
yang kualitasnya rendah, serta setting bass-treble atau bahkan setting
equalizer yang kurang tepat sehingga munculnya suara mencuit/feedback
yang menyakitkan telinga.<br />
<br />
Ada dua cara yang biasa dilakukan oleh seorang soundman,<a name='more'></a> diantaranya
adalah melakukan tindakan manual pada perangkat soundsystem atau
menambahkan alat penghilang Feedback otomatis.<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: medium;"><b>Cara menghilangkan feedback secara manual: </b></span><br />
<ol>
<li>Setelah peralatan sound system anda terpasang janganlah dinyalakan
dulu, tapi aturlah seluruh putaran potensio pada masing-masing alat pada
putaran kurang dari setengah putaran, hal ini untuk menghindari
feedback yang muncul secara mendadak.</li>
<li>Aturlah posisi speaker agar tidak mengarah langsung ke sumber bunyi misalnya microphone, gitar, dan lain-lain.</li>
<li>Hindari memasang speaker terlalau dekat dengan sumber bunyi seperti dengan microphone.</li>
<li>Saat ujicoba suara lakukanlah putaran besaran suara sedikit demi
sedikit, apabila terasa akan adanya feedback kurangi lagi putarannya.</li>
<li>Apabila saat soundsystem berjalan tiba-tiba muncul feed back
segeralah kurangi besaran potensio volume master pada speaker yang
feedback tersebut, apabila feedback masih muncul beralihlah perhatian
pada mixer dengan mengecilkan besaran high(untuk jenis feedback yang
mencuit) atau low(untuk jenis feedback yang mendengung).</li>
</ol>
<br />
<span style="font-size: medium;"><b>Cara menghilangkan feedback secara otomatis:</b></span><br />
<br />
Anda harus menambahkan sebuah perangkat otomatis penghilang feedback,
misalnya dengan menggunakan Feedback Destroyer FBQ1000 atau Feedback
Destroyer PRO FBQ1000. Ini adalah sebuah alat canggih yang bekerja
secara otomatis untuk menghilangkan suara feedback yang sering muncul
saat microphone berdekatan dengan speaker.<br />
<br />
Dengan alat ini maka feedback dapat diminimalisir. Dengan alat ini
bekerja secara otomatis saat terjadi feedback, saat feedback muncul maka
secara otomatis diredam, sehingga feedback tidak berkelanjutan.<br />
<br />
Alat ini bekerja secara otomatis, sehingga bila terjadi feedback di
frekuensi tertentu maka secara otomatis scanning dan mengeliminasi.<br />
<br />
<b>Cara pemasangan alat penghilang feedback otomatis:</b><br />
1. Mic --> MIXER ---> FBQ--> AMplifier --> speaker<br />
2. Mic --> Mixer ---> EQUALIZER --> FBQ--> Amplifier --> Speaker<br />
3. Mic --> Preamp Mic --> FBQ --> Amplifier --> Speaker<br />
4. Mic Wireless --> FBQ--> Amplifier --> Speaker<br />
<br />
Catatan :<br />
Mic wireless bisa langsung disambung ke FBQ karena ada pre amp mic
didalam receivernya. Detailnya bila di urai akan seperti no 3.<br />
<br />
<b>Cara setting Feedback Destroyer :</b><br />
Pastikan angka yang tampil di display adalah angka " 3 " yang
menunjukkan FBQ bekerja secara otomatis. Bila tidak tampil angka 3,
silahkan rubah seperti dibawah ini:<br />
<ol>
<li>Bila saat pertama kali dinyalakan, lihat angka yang muncul di
display, bila berupa 2 tanda garis (blank --), itu menandakan masih
setting pabrik ( by pass ). Dengan knob tersedia disebelahnya, putar
sampai menunjukkan ke angka 3,</li>
<li>Kemudian tekan tombol " STORE " sampai lampu mati.</li>
<li>Sekarang Feedback destroyer anda sudah dalam kondisi full automatic.</li>
</ol>
<b>Setting lainnya :</b><br />
1. FBQ ada 2 input dan 2 output, bila keduanya akan di fungsikan mono, maka lakukan setting sebagai berikut :<br />
- Tekan kedua tombol ENGINE L dan ENGINE R secara bersama-sama, sampai lampu menyala.<br />
- Setelah Lampu menyala, pastikan angka yang tampil pada angka 3 ( seting automatic ), bila belum<br />
menunjukkan angka 3, ptar knob besar disebelah display sampai menunjukkan angka 3.<br />
- Bila sudah ke angka 3, tekan store.<br />
- Proses setting selesai, kedua engine L dan R --> sudah dalam satu kesatuan kerja ( mono ).<br />
2. Bila di inginkan 2 input dalam keadaan bekerja terpisah, maka lakukan setting sebagai berikut :<br />
- Tekan salah satu ENGINE L atau boleh ENGINE R, pastikan yang nyala salah satu.<br />
- Bila sudah nyala salah satu, cek angka yang tampil, pastikan di angka 3 ( setting Automatic ).<br />
- Tekan tombol STORE untuk menyimpan perubahannya.<br />
- Proses setting selesai, kedua tombol bekerja terpisah, masing-masing filter bekerja sendiri-sendiri .<br />
3. Tombol IN/OUT --> bila lampu mati, maka prametric EQualizernya
dalam keadaan bekerja, tapi bila dalam keadaan nyala maka parametric
Equalizernya OFF ( by pass ).<br />
- Agar suaranya bagus, matikan tombol IN/OUT nya ( lampu mati ).<br />
- Tekan STORE untuk menyimpan perubahannya.<br />
<br />
<b>Tips untuk memperoleh hasil optimal :</b><br />
1. Buka volume mic sampai terdengar suara mencuit, bila beberapa detik langsung hilang berarti alat bekerja dengan baik.<br />
2. Pindah posisi mic berulang kali sampai tidak ada suara mencuit lagi terdengar.<br />
3. kecilkan volume mic secukupnya.<br />
4. Mic siap dipergunakan.<br />
<br />
Catatan :<br />
1. Setting otomatic tetap tersimpan di data memory FBQ, tetapi frekuensi feedback yang tersimpan akan hilang.<br />
2. Agar tidak hilang, kalau memungkinkan FBQ tetap dalam kondisi hidup.
Tetapi kalau tidak memungkinkan dan harus dimatikan maka lakukan setting
volume mic awal agar menghasilkan hasil yang optimal ( lihat tips
diatas ).<br />
<br />
<b>Fungsi Tambahan</b><br />
Feedback destroyer, selain mengontrol atau menghilangkan suara feedback
dengn cepat, juga mempunyai fitur yang bekerja secara otomatis juga
yaitu Parametik Equalizer. Dimana, suara yang masuk diolah sedemikian
rupa sehingga menghasilkan tanggapan suara yang lebih merata dan enak
didengar. Bass-midle-treble di tata menjadi seimbang. meskipun anda
tidak menggunakan equalizer tambahan, tapi suara yang dihasilkan se
olah-olah sudah dipasang equalizer<br />
<b><br />Spesifikasi produk :</b><br />
- Automatic mencari dan menghilangkan suara feedabck sampai 12 macam frekuensi feedabck perline<br />
- Band stop filter yang ultra sempit sehingga tidak mengurangi performa suara yang dihasilkan<br />
- Dilengkapi tombol reset ke setting pabrik bila di inginkan kembali ke setting awal<br />
- 2 channel input yang bisa di fungsikan terpisah<br />
- Dilengkapi parametric Equalizer yang bekerja secara otomatic / manual (bisa disetting )<br />
- Dilengkapi pilihan input : -10dBv (dari preamp mic/receiver mic) dan +4 dbu (dari EQ/mixer)<br />
- Connector input cannon dan jack Akai<br />
Baca juga <a href="http://wakipit.blogspot.com/">PRINSIP DASAR SETTING EQUALIZER</a> PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-32294238784861469572014-02-27T19:11:00.002-08:002014-03-16T23:15:15.880-07:00PRINSIP DASAR SETTING EQUALIZERMemang pada prakteknya cara mengatur equalizer akan sangat bergantung
dari karakter sound yang telah direkam, karakter sound yang ingin
dicapai, keselarasan sebuah sound dengan sound lainnya, genre music yang
di mixing dan lain lain, namun bagaimanapun saya pikir tidak ada
salahnya untuk memberikan informasi tentang cara mengatur equalizer ini,
yang paling tidak dapat dijadikan sebagai starting point pada saat
mixing track per track ataupun finalizing pada saat mastering nantinya.
Jadi pada artikel-artikel saya selanjutnya saya akan coba memberikan
panduan bagaimana cara mengatur equalizer track per track, instrument
per instrument. Namun sebelum itu, terlebih dahulu saya ingin memberikan
informasi tentang beberapa jargon yang merupakan prinsip dasar dalam
mengatur equalizer yaitu memfilter, memotong dan menaikkan gain
frekuensi.<br />
<br />
<br />
Filtering<br />
<br />
Filtering merupakan istilah untuk memangkas habis gain dari
frekuensi-frekuensi tertentu. Filtering yang paling umum digunakan
adalah filter untuk memotong frekuensi low yang biasa disebut dengan low
cuts (disebut juga dengan high-pass filters) dan filter untuk memotong
frekuensi high yang disebut dengan high-cuts (disebut juga dengan
low-pass filters).<br />
Filter lain yang juga sering digunakan adalah band-pass filters yang
berarti meninggalkan frekuensi tertentu yang diinginkan sambil memangkas
habis frekuensi lainnya, dan notch filters yang berarti memangkas habis
salah satu frekuensi<br />
<br />
<br />
Cutting<br />
<br />
Memperbaiki sound biasanya dilakukan dengan cara mencari frekuensi yang
bermasalah dan memotong atau menurunkannya menggunakan equalizer. Proses
ini disebut dengan cutting. Selain memperbaiki sound, proses cutting
frekuensi menggunakan equalizer juga biasa dilakukan untuk memberi ruang
untuk ditempati oleh instrument lain agar dapat terdengar terpisah satu
sama lainnya.<br />
<br />
<br />
Boosting atau Enhancing<br />
<br />
Dalam sebuah lagu terkadang ada salah satu atau beberapa track
instrument ataupun vocal yang ingin lebih ditonjolkan, dipoles ataupun
diberi karakter. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menaikkan beberapa
frekuensi “kunci” dengan equalizer, misalkan dengan menaikkan frekuensi 5
kHz agar track vocal terdengar lebih jelas, menaikkan frekuensi 2-4 kHz
pada kick drum agar lebih terdengar memiliki “metal sound” dan
lain-lain. Proses menaikkan gain salah satu atau sebagian frekuensi ini
disebut dengan boosting atau enhancing.<br />
Baca juga <a href="http://wakipit.blogspot.com/">TEORI SETTING EQUALIZER</a> PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-74906655569536503172014-02-27T19:08:00.001-08:002014-03-16T23:15:15.930-07:00MENGENAL COMPRESSOR PADA SOUND SYSTEM Compressor itu adalah alat (entah itu analog maupun digital) yang
berhubungan dengan gain base, satuan yang dipakai biasanya adalah dB.
Alat ini digunakan untuk menstabilkan dinamika signal dari sebuah
instrument.<br />
<br />
Penjelasan lebih mudahnya adalah ketika disaat seorang pemain drum
memukul sebuah snare sangat dipastikan kekuatan pukulannya tidak sama,
kadang sangat kuat, kadang pelan. Atau ketika seorang pemain bass yang
sedang memetik / membetot bass nya, power nya akan naik turun. Nah
dengan compressor inilah kita dapat mengkontrol dinamika agar terdengar
lebih stabil dan tidak terlalu lebar ekspresinya.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Masih bingung? Contoh lainnya adalah ketika sedang bernyanyi, biasanya
ketika bernyanyi, sang penyanyi akan mengatur dinamika sedemikian rupa
agar terdengar klimaks di beberapa bagian (contoh reff). Namun tidak
sepenuhnya dinamika penyanyi tersebut akan enak terdengar atau bahkan
akan terlalu lebar ekspresi. Contohnya ketika penyanyi berbisik saat
intro, dan saat reff ia bernyanyi sangat kencang pada reff, maka pada
saat kita balancing part intro pada track vocal sudah pasti tidak akan
terdengar. Atau apabila part intro terdengar jelas, sudah pasti saat
reff vocal akan terasa terlalu besar volumenya.<br />
<br />
Pada dasarnya, compressor itu terdiri dari beberapa bagian.<br />
Attack<br />
Release<br />
Ratio<br />
Threshold<br />
Output<br />
Attenuation<br />
<br />
Oke kita perjelas masing-masing bagian<br />
<br />
ATTACK<br />
Waktu yang dibutuhkan untuk mengaktifkan compressor nya. Satuan yang
biasa digunakan adalah ms (mili second). Namun bisa juga menggunakan
satuan second. Apabila kita mensetting attack pada 0ms berarti pada
setting ini tidak akan ada attact sama sekali, dan sinyal yang diterima
akan langsung di compress oleh compressor. Compressor yang disetting
attack time nya pada 0ms akan membuat sound terasa tumpul, karena tidak
akan ada attack sama sekali, apabila ingin attack lebih banyak, maka
perlambatlah attack time.<br />
<br />
<br />
RELEASE<br />
Release adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengkompress
sebelum melepaskan efek compressor untuk kemudian mengkompress kembali.
Satuan yang dipakai release adalah ms (mili second) atau sec (second).
Seandainya release time di setting terlalu singkat, maka sinyal belum
dikompress dengan baik, eh sudah dilepas kembali. Akhirnya nanti sound
nya seperti pumping (terpompa). Seandainya release time lambat, sinyal
akan terkompress kembali padahal belum dilepas, jadi pada saat setting
release kita harus hati-hati mengkombinasikan antara attact dan release
time.<br />
<br />
RATIO<br />
Perbandingan sinyal in dan out (sinyal masuk dan keluar). Ratio dimulai
dari 1:1 sampai unlimited. 1:1 berarti apabila sinyal yang masuk 2dB
maka yang keluar tetap 2dB. 2:1 apabila sinyal yang masuk 2dB maka yang
keluar adalah 1dB (karna perbandingan atau ratio nya 2:1.<br />
<br />
Nah semakin tinggi perbadingan atau ratio maka fungsi compressor akan berubah menjadi limiter.<br />
<br />
THRESHOLD<br />
Level dimana compressor mulai berkerja atau aktif. Lever dimulai dari
angka 0dB hingga dengan unlimited. Kalai seandainya kita mensetting
threshold diangka 0 artinya si compressor akan aktif atau belertja
disaat sinyal menyentuh angka 0dB. Namun apabila sinyal tidak menyentuh
angka 0 berartis si compressor belum bekerja. Level threshold tergantung
pada sinyal. Semakin kecil sinyal maka threshold nya pun diset makin
besar.<br />
<br />
OUTPUT<br />
Output ini dapat dikatan gain, terkadang kita sudah menaikan fader
hingga maksimum tetapi sound terasa kurang kencang. Kita dapat
menggunakan output dari compressor untuk menaikan level volume.<br />
<br />
ATTENUATION<br />
Biasanya dinamakan juga Gain Reduction. Digunakan untuk melihat berapa
dB sinyal yang sudah terkompress setiap kali menyentuh threshold.
Semakin tinggi dB nya berarti semakin banyak sinyal yang terkompress.<br />
<br />
Lalu sebenarnya bagaimana cara setting Attack-Ratio-Release-Treshold ?<br />
Tidak ada aturan dan paten yang menjelaskan. Gunakan feeling dan kuping kita sebaik-baiknya.<br />
<br />
Fast tempo = Fast attack - Fast release<br />
Medium tempo = Medium attack - Medium release<br />
Slow tempo = Slow attack - Slow release<br />
<br />
Tapi tips diatas tidak selamanya berfungsi oleh semua lagu, seperti yang
saya katakan diatas, tetap gunakan feeling dan telinga anda. Setting
Ratio boleh dimulai 2:1 dan didengar terlebih dahulu, sound nya sudah
bagus atau belum, kalau masih kurang tambahkan sedikit demi sedikit.<br />
Baca juga <a href="http://wakipit.blogspot.com/">INSTALASI DASAR SOUND SYSTEM</a>PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-6549072190270195482014-02-27T18:56:00.001-08:002014-03-16T23:15:15.917-07:00TEORI SETTING EQUALIZER
<br />
<div class="post-header">
</div>
Equalizer secara umum dapat dibagi dua,yaitu graphic dan parametric.
Graphical EQ banyak dipakai pada Equalizer rumahan, sedangkan yang
banyak kita pakai dalam dunia audio engineering adalah parametric EQ.<br />
Parametric EQ memiliki tiga buah parameter yang dapat disetel yaitu:<br />
<br />
* Center frequency : Frequency tengah yang ingin anda cut / boost<br />
*Gain : jumlah cut / boost dalam satuan dB<br />
*Q Factor : Lebar atau sempit nya bandwith dari frequency yang di cut /
boost Q factor: semakin tinggi angka nya, semakin sempit frequency yang
terkena. Semakin rendah Q nya, semakin lebar frequency yang kena. <br />
<br />
Selain Bell Shape EQ yang dapat kita tentukan Q nya, kita mengenal juga
yang namanya Shelving EQ. Pada shelving EQ, bandwith dan center
frequency tidak lagi relevan. Sebagai ganti nya f di deskripsikan
sebagai cut-off frequency, dan g adalah slope nya.<br />
<br />
* Low Shelf EQ: Semua frequency dibawah f yang kita tentukan akan terkena boost / cut<br />
* High Shelf EQ: Semua frequency diatas f yang kita tentukan akan terkena boost /cut<br />
* High Pass EQ: Semua frequency dibawah f yang kita tentukan akan dipotong / dibuang. <br />
* Low Pass EQ: Semua frequency diatas f yang kita tentukan akan dipotong / dibuang. <br />
<br />
EQ sebaiknya digunakan sesudah proses tracking. Artinya, <br />
<a name='more'></a>pada saat
merekam suatu suara baik itu vocal, atau gitar, dianjurkan untuk tidak
meng EQ nya terlebih dahulu.Biasakanlah untuk mencari sound yang terbaik
pada saat merekam Mungkin dengan merubah letak microphone, mengganti
microphonenya, atau alat musik nya. Yang harus m diingat, anda tak dapat
mem boost/cut apa yang tidak ada dari awal nya.<br />
<br />
* Low Cut Filter : Digunakan ketika merekam vocal dengan jarak dekat. Karena ada nya proximity Effect ,<br />
juga menjaga getaran getaran spt dari kaki, AC, dll nya. Apabila anda
terpaksa meng EQ lebih dari 9 dB, apabila mungkin, cobalah untuk merubah
posisi microphone atau men tune alat musik anda untuk mendapatkan sound
yang diinginkan.Apabila anda kebagian job mixing sementara orang lain
yang men track nya, maka anda mau tak mau terpaksa menggunakan EQ. Dalam
hal ini cobalah untuk menghindari penggunaan lebih dari 9 dB.
Penggunaan EQ, terutama saat mem boost nya, memiliki efek samping yaitu
phase shifting. Lebih baik utk meng cut, karena efek samping nya tidak
sebesar mem boost . Gunakan "cut" utk menghilangkan frequency yg
bermasalah atau membuat sound menjadi lebih baik . Gunakan "boost" utk
merubah warna dari sound.<br />
Natural EQ<br />
Asli nya di alam, frequency yang ber energy rendah adalah high
frequency. Jadi nya pada jarak yang jauh, yang pertama kali hilang
adalah high frequency nya. Sebagai contoh: Apabila kita mendengar suara
drum dari ruangan sebelah, suara kick drum ( low frequency )dapat
menembus tembok karena memiliki energy lebih dibandingkan dengan suara
cymbal ( High Frequency ). Teori ini kita pergunakan sewaktu mixing dan
ingin membuat beberapa instrument terdengar lebih jauh.<br />
Penggunaan Equalizer<br />
Penggunaan EQ sebenarnya dapat menurunkan kualitas dari sound. Oleh
karena itu sangat dianjurkan untuk mencari sound yang diinginkan dari
awal nya . Ingatlah bahwa anda tak dapat meng-cut atau boost frequency
yang tidak ada dari awal nya. Sebagai contoh, apabila seseorang menaruh
bantal diantara beater kick drum dan microphone, maka bagaimanapun anda
mem-boost atau meng-cut frequency, maka tetap tak akan mendapatkan sound
yang diinginkan. Jangan meng EQ instrument utk menjadikan nya terdengar
enak dalam solo, tetapi bagaimana membuat instrument itu terdengar baik
di dalam mix. Contoh nya: Full Range gitar solo terdengar enak waktu
solo, tapi mungkin akan menabrak instrument lain nya dalam mix. EQ biasa
digunakan untuk : Merubah warna dari sound Memisahkan dua instrument
yang frequency nya bertabrakan Menyingkirkan frequency kotor yang
mengganggu Mastering<br />
Frequency dapat dibagi atas:<br />
<br />
* Very Low yaitu dari sekitar 80 Hz kebawah<br />
* Low sekitar 80 Hz - 350 Hz<br />
*Low Midrange sekitar 350 Hz - 2 kHz<br />
*High Midrange sekitar 2 kHz - 6 kHz<br />
*High yaitu sekitar 6 kHz keatas<br />
<br />
Penggunaan / cara setting Equalizer untuk pemula:<br />
* G nya tidak melebihi 9 dB<br />
* Q nya berkisar sekitar 1.5<br />
* Frequency dibawah 150 Hz gunakan Low Shelf EQ Frequency diatas 8 kHz
gunakan High Shelf EQ Apabila mungkin cobalah untuk mixing tanpa
mempergunakan terlalu banyak EQ.<br />
<br />
Selain ebih hemat waktu, juga sound yang dihasilkan akan jauh terdengar
lebih natural. Cobalah untuk terlebih dulu mixing sebaik-baik nya dengan
hanya mengatur<br />
volume fader dan reverb. Mungkin sekali anda akan merasakan hasil yang natural dan terbuka (lebar).<br />
Terimakasih telah membaca artikel <a href="http://wakipit.blogspot.com/">TEORI SETTING EQUALIZER</a><br />
Baca juga <a href="http://wakipit.blogspot.com/">PENGERTIAN OKTAF PADA EQUALIZER</a>PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-34773207008863823192014-02-27T18:49:00.000-08:002014-03-16T23:15:15.888-07:00PENGERTIAN OKTAF PADA EQUALIZER<div class="post-content">
<span style="font-family: inherit;">. Seperti equalizer 31 band yang sering kita sebut equalizer
1/3 oktaf atau equalizer 10 band yang sering kita sebut dengan equalizer
1 oktaf, dan lain sebagainya.<br /> Batas pendengaran telinga manusia
hanya sebatas 20 hz – 20.000 hz, jadi tidak akan mungkin sebuah pabrikan
akan membuat equalizer dengan mempunyai jumlah fadernya sebanyak
ini,Untuk itu equalizer ini di perkecil atau di gabungkan frequensinya (
tidak semua frequensi di sertakan tapi di wakilkan ) sehingga
mendapatkan nilai frequensi seperti kita lihat di tiap equalizer ada
tulisan 20hz, 40hz, 80hz, 160hz, dan seterusnya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Nah disetiap tulisan itu ada fader yang mengaturnya dan antara fader satu ke fader yang lainnya kita sebut dengan oktaf.<br />
Oktaf adalah jarak antara fader ke fader lainnya itu yang di sebut
oktaf dan diantara jarak itu terdapat beberapa frequensi didalamnya yang
nantinya bisa kita adjust atau setting melalui fadernya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Kesimpulannya semakin banyak
frequensi yang bisa di adjust di sebuah equalizer, semakin akurat dan
selektiflah sebuah equalizer dapat menunjukan kemampuannya, sehingga
memudahkan kita untuk membentuk karakter audio yang baik melalui
equalizer ini.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Nilai frequensi yang tertera pada
tiap equalizer tidak semua sama, tergantung pabrikan mau membuatnya di
mulai dari frequensi yang mana, tapi pada prinsip dasarnya seperti yang
saya tulis diatas.</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-nn5smBB2ntw/Uw_44hD3_EI/AAAAAAAAAAM/smQChJaPtoE/s1600/2110413_bssfcs966.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-nn5smBB2ntw/Uw_44hD3_EI/AAAAAAAAAAM/smQChJaPtoE/s1600/2110413_bssfcs966.jpg" height="88" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;">Minimal kita semua mengerti akan arti dari oktaf dan tulisan nilai frequensi yang terdapat di sebuah equalizer.</span></div>
PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-20107663152675247872014-02-27T18:39:00.001-08:002014-03-16T23:15:15.867-07:00TINJOWAN CELL: Sejarah Microcontroller<a href="http://tinjowan-tinjowan.blogspot.com/2011/05/sejarah-microcontroller.html?showComment=1393555129701#c7416502440047889958">TINJOWAN CELL: Sejarah Microcontroller</a>PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8955903458814375208.post-3245942601616531302014-02-27T08:52:00.001-08:002014-03-16T23:15:15.884-07:00INSTALASI DASAR SOUND SYSTEM<br />Karena saat kita nonton pertunjukan musik, kita tidak hanya melihat si pemusik saja tapi juga mendengarkan suara yang dihasilkan oleh system tata suaranya. Memang tidak dipungkiri lagi bahwa sisi ini memang sangat menarik untuk dibahas, setidaknya bagi anda yang penasaran dengan system audio profesional.<br /><br />Prinsip Dasar<br />Sound reinfocement adalah sederetan peralatan yang ditata sedemikia rupa untuk penguatan suara atau musik untuk didengarkan oleh banyak orang. Prinsip dasarnya selalu sama. Mulai dari system yang sederhana samapi yang paling rumit seperti :<br />
<a name='more'></a><br />
<br />1. Suara ditangkap oleh microphone dari sumbernya.<br />2. Microphone merubah suara tadi menjadi signal listrik dan mengiimnya melalui kabel menuju mixer.<br />3. Mixer menerima signal suara dan musik tadi melalui setiap kanalnya kemudian me-mix (mencampur dan menseimbangkan) untuk dikirimkan lagi melalui kabel ke rampaian power amplifier.<br />4. Power amplifier merubah signal menjadi energi listrik dan mengirimkannya ke loudspeaker<br />5. Loudspeaker merubah energi listrik menjadi gerakan mekanis dari konus speaker yang kmudian mnggetarkan udara dan menjadi suara.<br />6. Audiens mendengarkan suara tersebut.<br /><br />Ini juga berlaku untuk system audio rumah, tape deck atau CD player sebagai sumber suara, dan pre amp (dalam system live digantikan mixer), umumnya terdapat dalam satu badan dengan power amplifiernya (integrated amlifier).<br />Dalam system sederhana, power amplifier kadang terdapat dalam satu kemasan dengan mixer yang disebut powe mixer, atau juga power amplifier yang tercakup dalam kotak speaker yang lebih kita kenal dengan speaker aktif. Namun betapapun besar dan rumitnya sebuah system, tetap akan berada pada prinsip diatas tadi seperti yang terlihat pada gambar A.<br />Dalam system yang lebih besar akan terdapat beberapa peralatan tambahan yang tentu saja akan terdapat banyak pengaturan. Pada gambar B, terlihat system yang lebih kompleks. Dan ini adalah yang biasa diterapkan bagi kafe, pub, bar, atau club yang menampilkan musik live dan ber-area tidak terlalu luas.<br />Dala system ini ada beberapa prinsip lagi yang sebaiknya diperhatikan seperti :<br />
<br />1. Posisi mixing console sbaiknya berada pada posisi pendengar, agar apa yang didengar oleh penata suara adalah apa yang didengar oleh audiens. Denga kata lain mixer tidak berada di samping atau di belakang panggung.<br />2. Semua microphone dan alat musik dikirim ke mixer melalui kabel snake.<br />3. Mixer atau mixing console pada system ini lebih lengkap dari system yang sederhana sebelumnya, karena memiliki lebih banyak pengaturan walaupun dengan prinsip kerja yang sama. Hanya saja dilengkapi fasilitas seperti equalizer yang semi parameric, dengan 3 band (low, mid, hi) atau 4 band (low, lo-mid, hi-mid, hi). Terdapat juga auxiliary send yang difungsikan untuk mengirim signal ke system monitor dan/ ke effect system. Pada auxiliary terdapat switch untuk aux pre/post. Auxiliary pre adalah untuk menirim signal yang terlepas dari pengaruh fader dan eq kanal yang biasa digunakan untuk mengirim signal ke monitor, sedang auxiliary post adalah sebaliknya yakni mengirim signal yang dikirim mengikuti pengaruh dari fader dan equalizer dari kanal dan biasa untuk mengirim signal ke perangkat effect.<br />4. Signal keluaran dari mixer dikirim ke crossover melewati equalizer. Pada equalizer inilah penata suara melakukan pen-settingan untuk mengatasi kendala akustik ruang, feedback atau kendala lainnya yang mengganggu.<br />5. Crossover berfungsi untuk memilah frekuensi yang akan dikirim ke power amplifier untuk menggerakkan loudspeaker dengan tnggapan frekuensi tertentu. Karena system speaker utamanaya tidak jarang yang terpisah antara speaker untuk menghandle frekuensi rendah (sub woofer) dan speaker untuk full range (gambar C)<br /><br />Tipical system untuk Touring<br />Berikutnya adalah system untuk touring yang lebih besar dan kompleks. Seperti yang dipergunakan untuk konser-konser besar dengan area yang lebih luas. Pada system ini peralatan yang digunakan sangat banyak, dan selalu dngan crossover aktif yang tidak jarang juga digantikan oleh controller digital yang didalamnya telah terdapat crossover, limiter, parametric eq, dll. Juga selalu menggunakan mixer monitor yang sama sekali terpisah dari mixer utama, lebih difungsikan untuk mengirim signal ke rangkaian effect yang tidak sedikit jumlahnya.<br />Namun seberapapun rumitnya prinsip touring ini, tetap tidak terlalu jauh berbeda dengan prinsip tata suara sebelumnya sehingga tidak terlalu sulit juga untuk dipahami. Hanya saja pada system ini terdapat beberapa lagi penjlasan tambahan seperti :<br />
<br />1. Mixer selalulebih besar dan mempunyai fasilitas yang lebih lengkap, paling sedikit terdiri dari 24 kanal atau bahkan sampai 40. dan bukan tidak mungkin menggunakan lebih dari 1 mixer. Ini sering terjadi bila yang tampil lebih dari 1 grup musik yang settingan kanalnya tidak ingin terganggu oleh setting kelompok lain yang kebetulan tampil satu panggung.<br />2. System monitor dioperasikan oleh monitor engineer dengan menggunakan mixer monitor sendiri dan terlepas sama sekali dari mixer utama.<br />3. Dalam rack peralatannya terdapat paling sedikit 2 buah EQ mono atau sebuah dual EQ (karena selalu main dalam stereo), kemudian beberapa compressor, limiter, noise gate, aural exciter, multiple delay, reverb, dll. Sekian banyak peralatan tersebut difungsikan untuk menghasilkan suara yang diinginkan dan meredam suara-suara yang tidak diinginkan.<br />4. Mixer untuk system monitor panggung terdiri dari 6 output kadang bahkan sampai 16 output, dan mengirim signal tadi secara tepisah ke masing-masing monitor untuk si pemusik atau penyanyi seperti yang mereka inginkan.<br />5. Dibutuhkan sangat banyak kabel, power amlifier dan daya listrik yang sangat besar untuk menggerakkan sekian banyak loudspeaker yang mungkin saja main dalam 3way, 4way atau bahkan sampai 5way.<br /><br />Seperti yang telah dilihat bersama, banyak persamaan dari mulai system yang paling sederhana samapi system yang paling rumit sekalipun, hanya rack peralatannya saja yang mengalami perbedaan, namun tetap saja dalam prinsip yang sama. Mixer tetap saja sama apakah 4kanal atau 40kanal.<br />PAK OBOGhttp://www.blogger.com/profile/02700922380521434518noreply@blogger.com0