Saturday, March 15, 2014
SETTING REVERB
Anda tentu nya sering mendengar ungkapan penyanyi kamar mandi kan?
Ungkapan ini ada karena banyak orang yang senang bernyanyi sewaktu
mandi. Lalu, kenapa orang senang bernyanyi di kamar mandi? Jawaban nya
adalah: di kamar mandi suara kita akan bergema, sehingga terdengar lebih
bagus. Gema inilah yang dalam bidang audio engineering kita sebut
dengan reverb. Jangan dicampur dengan echo lho, karena itu adalah hal
lain. Terkadang sewaktu karaoke orang bilang, minta echo nya tambah
donk!. Maksud nya adalah reverb nya yang ditambah.
Reverb: adalah suatu efek yang terjadi karena suara yang dipantulkan di dalam satu ruangan. Jadi kita tak akan mendengar ada nya reverb di ruangan terbuka seperti misalnya lapangan bola.
Tiap ruangan memiliki karakteristik reverb yang berbeda, yang mana ditentukan oleh beberapa faktor spt:
* Bahan dan bentuk dari dinding ruangan
* Luas nya ruangan
* Banyak nya material / benda di dalam ruangan tersebut
Kembali ke contoh kamar mandi. Coba anda bernyanyi, atau menepuk tangan anda di kamar mandi, lalu bandingkan dengan misalnya di kamar tidur anda. Suara Reverb nya beda kan? Mungkin di kamar tidur anda, anda tak menyadari ada nya reverb, atau ada reverb yang sedikit sekali. Kenapa bisa begitu?
Setelah kita perhatikan 3 faktor diatas. Ternyata inilah yang menyebabkan perbedaan antara karakter reverb yang ada di kamar mandi, dengan reverb yang ada di kamar tidur anda. Dari contoh kita di atas, faktor yang paling menentukan adalah:
Kamar mandi dinding nya biasa nya terbuat dari tembok dan kaca, lantai nya juga dari keramik atau marmer. Material2 ini tidak menyerap suara.
Kamar tidur biasa nya di tengah nya ada sebuah ranjang besar yang menyerap suara. Belum lagi mungkin ada tirai, karpet, pakaian yang digantung, dll
Perbedaan ini saja sudah cukup untuk menjadikan kedua ruangan tersebut memiliki karakter reverb yang sangat berbeda.
Di bidang audio engineering, kita menggunakan berbagai parameter di efek unit reverb kita untuk men simulasi kan reverb yang terjadi di alam. Apabila anda perhatikan efek unit atau plug in reverb anda, maka akan didapati beberapa parameter seperti pre delay, early reflection, RT 60 / reverb time 60 dB, Diffusion, High Cut / Low Cut, dsb. Di bawah ini adalah keterangan singkat dari tiap2 parameter yang ada.
Pre Delay: Pantulan pertama yang kembali dari pantulan dinding yang terdekat. Otak manusia mempersepsikan reverb ketika jarak pre delay adalah kurang dari 100 ms. Apabila lebih dari itu, maka dibilang adalah echo.
Early Reflection: Beberapa pantulan pertama yang terjadi sebelum reverb yang sesungguh nya datang. Beberapa pantulan pertama ini lah yang mempersepsi kan bentuk ruangan serta luasnya ruangan tersebut.
Hi-Cut: Utk meng-cut high frequency nya dari reverb. Karena apabila suara dipantulkan, maka dia akan kehilangan sebagian dari high frequency nya. Selain itu high frequency sangat mudah untuk di absorb oleh material spt karpet atau pakaian. Jadi, ini lah yang dicoba untuk di simulasi oleh reverb unit dengan mengatur parameter Hi- Cut.
Diffusion: Setting yang mengatur kejelasan nya dari sebuah reverb
RT 60: Panjang nya waktu sebelum reverb berkurang sebanyak 60 dB. Sering disebut juga sebagai Reverb Time, atau Sustain, Decay, dll
Tiga jenis Reverb utama yang paling sering digunakan adalah:
* Plate
* Room
* Hall
Ketika mixing reverb biasanya digunakan sebagai efek send. Alasan nya adalah: apabila digunakan dalam posisi insert, maka anda harus memasang sebuah unit pada setiap channel yang membutuhkan reverb. Sedangkan dalam posisi send, reverb cukup di insert pada aux channel / effect channel. Selanjutnya anda tinggal membuka aux bus dari channel yang ingin diberi efek. Selain menghemat CPU, dengan hanya menggunakan satu atau dua buah unit saja, maka hasil mixing anda akan terdengar lebih menyatu karena karakteristik reverb nya sama.
Ketika Reverb digunakan sebagai efek send (aux), maka harus diingat settingan mix adalah Wet 100 % dan Dry 0 %. Pada auxiliary channel kita hanya ingin mendapatkan Sound Reverb nya ( wet ). Sound asli nya ( dry ) berada pada track channel nya.
Tambahan :
Menggunakan 2 buah reverb atau lebih dalam satu lagu bisa membantu apa yg disebut “depth balance”
Misalnya
Reverb pertama settingan Pre Delay 0 ms, Reverb Time 1 second, Karakteristik mid low. Bisa kita pakai untuk menambah sustain dari beberapa instrument spt tom atau acoustic guitar dry. Reverb ini berfungsi menambah nuansa tanpa mengganggu reverb kedua
Reverb kedua settingan Pre Delay 20 ms, Reverb Time 2 seconds, Karakteristik mid bright. Bisa kita pakai untuk snare, vocal, atau instrument lain nya yg diinginkan.
Ketika digunakan, maka instrument2 yang menggunakan reverb pertama sustain nya akan habis lebih dahulu sehingga menciptakan depth yang berbeda daripada reverb kedua.
Reverb: adalah suatu efek yang terjadi karena suara yang dipantulkan di dalam satu ruangan. Jadi kita tak akan mendengar ada nya reverb di ruangan terbuka seperti misalnya lapangan bola.
Tiap ruangan memiliki karakteristik reverb yang berbeda, yang mana ditentukan oleh beberapa faktor spt:
* Bahan dan bentuk dari dinding ruangan
* Luas nya ruangan
* Banyak nya material / benda di dalam ruangan tersebut
Kembali ke contoh kamar mandi. Coba anda bernyanyi, atau menepuk tangan anda di kamar mandi, lalu bandingkan dengan misalnya di kamar tidur anda. Suara Reverb nya beda kan? Mungkin di kamar tidur anda, anda tak menyadari ada nya reverb, atau ada reverb yang sedikit sekali. Kenapa bisa begitu?
Setelah kita perhatikan 3 faktor diatas. Ternyata inilah yang menyebabkan perbedaan antara karakter reverb yang ada di kamar mandi, dengan reverb yang ada di kamar tidur anda. Dari contoh kita di atas, faktor yang paling menentukan adalah:
Kamar mandi dinding nya biasa nya terbuat dari tembok dan kaca, lantai nya juga dari keramik atau marmer. Material2 ini tidak menyerap suara.
Kamar tidur biasa nya di tengah nya ada sebuah ranjang besar yang menyerap suara. Belum lagi mungkin ada tirai, karpet, pakaian yang digantung, dll
Perbedaan ini saja sudah cukup untuk menjadikan kedua ruangan tersebut memiliki karakter reverb yang sangat berbeda.
Di bidang audio engineering, kita menggunakan berbagai parameter di efek unit reverb kita untuk men simulasi kan reverb yang terjadi di alam. Apabila anda perhatikan efek unit atau plug in reverb anda, maka akan didapati beberapa parameter seperti pre delay, early reflection, RT 60 / reverb time 60 dB, Diffusion, High Cut / Low Cut, dsb. Di bawah ini adalah keterangan singkat dari tiap2 parameter yang ada.
Pre Delay: Pantulan pertama yang kembali dari pantulan dinding yang terdekat. Otak manusia mempersepsikan reverb ketika jarak pre delay adalah kurang dari 100 ms. Apabila lebih dari itu, maka dibilang adalah echo.
Early Reflection: Beberapa pantulan pertama yang terjadi sebelum reverb yang sesungguh nya datang. Beberapa pantulan pertama ini lah yang mempersepsi kan bentuk ruangan serta luasnya ruangan tersebut.
Hi-Cut: Utk meng-cut high frequency nya dari reverb. Karena apabila suara dipantulkan, maka dia akan kehilangan sebagian dari high frequency nya. Selain itu high frequency sangat mudah untuk di absorb oleh material spt karpet atau pakaian. Jadi, ini lah yang dicoba untuk di simulasi oleh reverb unit dengan mengatur parameter Hi- Cut.
Diffusion: Setting yang mengatur kejelasan nya dari sebuah reverb
RT 60: Panjang nya waktu sebelum reverb berkurang sebanyak 60 dB. Sering disebut juga sebagai Reverb Time, atau Sustain, Decay, dll
Tiga jenis Reverb utama yang paling sering digunakan adalah:
* Plate
* Room
* Hall
Ketika mixing reverb biasanya digunakan sebagai efek send. Alasan nya adalah: apabila digunakan dalam posisi insert, maka anda harus memasang sebuah unit pada setiap channel yang membutuhkan reverb. Sedangkan dalam posisi send, reverb cukup di insert pada aux channel / effect channel. Selanjutnya anda tinggal membuka aux bus dari channel yang ingin diberi efek. Selain menghemat CPU, dengan hanya menggunakan satu atau dua buah unit saja, maka hasil mixing anda akan terdengar lebih menyatu karena karakteristik reverb nya sama.
Ketika Reverb digunakan sebagai efek send (aux), maka harus diingat settingan mix adalah Wet 100 % dan Dry 0 %. Pada auxiliary channel kita hanya ingin mendapatkan Sound Reverb nya ( wet ). Sound asli nya ( dry ) berada pada track channel nya.
Tambahan :
Menggunakan 2 buah reverb atau lebih dalam satu lagu bisa membantu apa yg disebut “depth balance”
Misalnya
Reverb pertama settingan Pre Delay 0 ms, Reverb Time 1 second, Karakteristik mid low. Bisa kita pakai untuk menambah sustain dari beberapa instrument spt tom atau acoustic guitar dry. Reverb ini berfungsi menambah nuansa tanpa mengganggu reverb kedua
Reverb kedua settingan Pre Delay 20 ms, Reverb Time 2 seconds, Karakteristik mid bright. Bisa kita pakai untuk snare, vocal, atau instrument lain nya yg diinginkan.
Ketika digunakan, maka instrument2 yang menggunakan reverb pertama sustain nya akan habis lebih dahulu sehingga menciptakan depth yang berbeda daripada reverb kedua.
SETTING COMPRESSOR
Compressor adalah sebuah alat yang termasuk dalam kategori gain
based. Sewaktu kita menyetel parameter2 yang terdapat pada sebuah unit
compressor, digunakan satuan dalam dB. Compressor berguna utk membuat
signal lebih rata atau stabil. Tidak terlalu naik turun.
Dahulu sewaktu rekaman banyak dilakukan di pita analog, ketika seorang Sound Engineer merekam material yang memiliki perubahan dinamika tinggi, maka dia akan menurunkan volume sehingga bagian yang berdinamika kuat tak akan mengakibatkan distorsi. Masalahnya, ketika volume diturunkan, maka bagian yang lembut berada dekat pada noise floor, jadinya tak terdengar jelas karena tertutup oleh suara seperti shhhhhh. Dengan menggunakan compressor, maka Sound Engineer dapat men-stabilkan materi sehingga volume keseluruhan dapat diangkat dan mengurangi tape noise.
Contoh lain nya adalah penggunaan compressor pada vocal. Mari kita bayangkan apabila kita mixing sebuah lagu yang hanya terdiri dari vocal, sedangkan musiknya berasal dari keyboard atau organ tunggal. Kita mengetahui bahwa musik organ tunggal memiliki dinamika yg konstan, sehingga akan menjadi masalah apabila vocal nya memiliki dinamika yang lebar.
Misalnya si penyanyi berbisik pada intro, lalu menyanyi dengan kencang pada bagian reff. Apabila kita mem balance musik dan vocal berdasarkan saat ref, maka ketika intro vocal tak akan kedengaran karena si penyanyi berbisik. Begitu juga apabila kita mem balance musik dan vocal berdasarkan saat intro, maka saat ref musik akan tertutup karena si vocalist menyanyi dengan kencang / berteriak.
Dengan menggunakan compressor, Sound Engineer dapat menstabilkan vocal tersebut sehingga dapat masuk/menempel dengan baik pada musik organ tunggal.
Utk rekaman, Compressor juga dapat digunakan sebelum signal masuk ke tape / hard disk. Utk aplikasi ini, Compressor berguna utk menjaga signal yang masuk agar tidak sampai terjadi digital clipping.
Yang masih termasuk dari kategori compressor antara lain:
Limiter: output nya konstan, tidak perduli besar kecil nya signal yang masuk / signal tak diperkenankan melewati threshold yang ada.
Brick Wall Limiter: Limiter yang banyak digunakan pada saat mastering untuk menaikkan volume keseluruhan dari sebuah material audio.
Frequency Selected Compressor: bekerja pada satu band frequency yang telah ditentukan. Contoh nya adalah deesser. Deesser bekerja pada frequency sekitar 5 8 kHz dan berguna utk menekan bunyi desis pada vocal
Multi Band Compressor: Banyak digunakan utk mastering. Bisa kita bayangkan sebagai beberapa compressor dijadikan satu. Yang mana tiap2 compressor menangani frekuensi atau bandwith yang berbeda secara independent. Tiap bandwith dapat memiliki settingan attack, release , ratio dan threshold yang berbeda juga. Misalnya kita memiliki MBC yang dibagi 3, maka dapat di set: satu untuk meng-compress frequency rendah, satu utk mid, dan satu utk high frequency.
Apabila digunakan dengan baik dan benar, sebagian besar pendengar yang awam tak akan menyadari bahwa compressor telah digunakan. Telinga manusia cenderung lebih peka terhadap perubahan pitch daripada perubahan amplitude.
Umumnya, sound engineer mengerti musik. Tentu nya anda mengerti, selain nada dan irama, perubahan dinamika atau keras lembut nya sebuah lagu sangat mempengaruhi keindahan dari lagu tersebut. Apalagi utk lagu klasik. Nah, inilah yang akan kita coba pertahankan.
Secara garis umum ada 5 buah parameter yang dapat di adjust, yaitu: threshold, ratio, attack time, release time, dan output/gain. Dari ke 5 parameter ini, saya akan membagi nya menjadi dua bagian yaitu, threshold dan ratio. Selanjutnya adalah attack time dan release time. Pertama-tama kita membahas soal threshold dan ratio.
Yang pertama adalah threshold. Threshold adalah satu point dimana apabila sebuah signal melewati titik ini, maka si compressor akan mulai bekerja. Anda lah yang menentukan threshold ini. Sebagai contoh, apabila threshold di set pada -20 dB, maka semua signal yang melewati -20 dB akan di proses. Signal yang tak melewati tak akan di proses.
Parameter yang kedua adalah ratio. Singkatnya, ratio adalah perbandingan atau jumlah dari kompresi yang akan dikenakan kepada signal audio yang melewati batas threshold. Misalkan ratio di set pada perbandingan 3:1 dan threshold -20 dBFS. Apabila signal berada pada -14, berarti melewati threshold dengan jumlah 6 dB. Lalu akan di kompress dengan perbandingan 3:1. Maka akan kita dapat hasil 2. Nah ini yang kita tambahkan pada threshold kita yang -20 tadi. Hasil akhir nya adalah -18 dB.
Kita telah membahas berulang kali soal dB ini, mungkin anda bertanya-tanya, berapa dB kah kompresi yang baik itu? Sebagai jawaban nya, tergantung selera dan jenis musik yang sedang anda mixing. Tapi, ada patokan nya yaitu: apabila anda sudah mengkompress sebesar 6 dB, maka di persepsikan itu adalah setengah dari keras nya suara sebelum di kompress. Utk lebih jelas nya perhatikan tabel pada bagian bawah artikel ini.
Parameter kita yang ketiga, adalah attack time. Attack time menentukan berapa lama nya si compressor menunggu sebelum mulai bekerja setelah ia mendeteksi ada nya signal yang melewati threshold. Seperti kita lihat pada gambar diatas, setiap instrument memiliki Sound Envelope yang berbeda. Jika attack time anda set fast, maka compressor akan melihat dan bereaksi pada hampir setiap signal yang melewati threshold.
Contoh nya saat kita gunakan compressor pada track drum. Apabila attack time di set cepat, maka compressor akan bereaksi terhadap setiap pukulan drum. Ketika anda merubah attack time to slow, maka compressor tak akan bereaksi terhadap signal berdurasi pendek.
Parameter kita yang ke empat, adalah release time. Release time menentukan berapa lama nya si compressor menunggu sebelum berhenti bekerja setelah ia mendeteksi bahwa signal audio sudah tak lagi berada di atas threshold. Bisa juga diartikan waktu nya sebelum compressor kembali ke normal (sebelum dia bekerja)
Parameter yang ke lima adalah make up gain, atau output. Ketika sebuah signal di compress, maka otomatis amplitude nya akan berkurang. Output ini berguna untuk menambah Gain dari signal audio anda yang sudah di kompress.
Beberapa Compressor memiliki settingan yang disebut Hard Knee atau Soft Knee. Perbedaan nya adalah, pada Hard Knee, ketika signal masih di bawah threshold, sama sekali tidak di compress. Begitu melewati threshold, maka compressor langsung bekerja. Pada soft knee, ketika signal mulai mendekati threshold maka compressor nya mulai bekerja.
Beberapa kesalahan yang banyak ditemui pada saat setting compressor:
* Threshold nya di set ke 0
* Ratio di set ke 1
* Attack terlalu besar saat meng-compress instrument perkusi
Cara cepat utk mengeset compressor :
* Set Ratio 3:1
* Set Attack Time 12 ms, Release Time 50 ms atau Auto
* Perlahan-lahan turunkan threshold nya sehingga didapat Gain Reduction antara 4 s/d 8 dB ( Tergantung jenis instrument nya )
Panduan menentukan parameter compressor :
Jenis instrument dipakai untuk menentukan attack dan release Time
Teknik bermain atau dynamic range dipakai untuk menentukan ration dan gain reduction
Baca juga SETTING DASAR VOCAL
Dahulu sewaktu rekaman banyak dilakukan di pita analog, ketika seorang Sound Engineer merekam material yang memiliki perubahan dinamika tinggi, maka dia akan menurunkan volume sehingga bagian yang berdinamika kuat tak akan mengakibatkan distorsi. Masalahnya, ketika volume diturunkan, maka bagian yang lembut berada dekat pada noise floor, jadinya tak terdengar jelas karena tertutup oleh suara seperti shhhhhh. Dengan menggunakan compressor, maka Sound Engineer dapat men-stabilkan materi sehingga volume keseluruhan dapat diangkat dan mengurangi tape noise.
Contoh lain nya adalah penggunaan compressor pada vocal. Mari kita bayangkan apabila kita mixing sebuah lagu yang hanya terdiri dari vocal, sedangkan musiknya berasal dari keyboard atau organ tunggal. Kita mengetahui bahwa musik organ tunggal memiliki dinamika yg konstan, sehingga akan menjadi masalah apabila vocal nya memiliki dinamika yang lebar.
Misalnya si penyanyi berbisik pada intro, lalu menyanyi dengan kencang pada bagian reff. Apabila kita mem balance musik dan vocal berdasarkan saat ref, maka ketika intro vocal tak akan kedengaran karena si penyanyi berbisik. Begitu juga apabila kita mem balance musik dan vocal berdasarkan saat intro, maka saat ref musik akan tertutup karena si vocalist menyanyi dengan kencang / berteriak.
Dengan menggunakan compressor, Sound Engineer dapat menstabilkan vocal tersebut sehingga dapat masuk/menempel dengan baik pada musik organ tunggal.
Utk rekaman, Compressor juga dapat digunakan sebelum signal masuk ke tape / hard disk. Utk aplikasi ini, Compressor berguna utk menjaga signal yang masuk agar tidak sampai terjadi digital clipping.
Yang masih termasuk dari kategori compressor antara lain:
Limiter: output nya konstan, tidak perduli besar kecil nya signal yang masuk / signal tak diperkenankan melewati threshold yang ada.
Brick Wall Limiter: Limiter yang banyak digunakan pada saat mastering untuk menaikkan volume keseluruhan dari sebuah material audio.
Frequency Selected Compressor: bekerja pada satu band frequency yang telah ditentukan. Contoh nya adalah deesser. Deesser bekerja pada frequency sekitar 5 8 kHz dan berguna utk menekan bunyi desis pada vocal
Multi Band Compressor: Banyak digunakan utk mastering. Bisa kita bayangkan sebagai beberapa compressor dijadikan satu. Yang mana tiap2 compressor menangani frekuensi atau bandwith yang berbeda secara independent. Tiap bandwith dapat memiliki settingan attack, release , ratio dan threshold yang berbeda juga. Misalnya kita memiliki MBC yang dibagi 3, maka dapat di set: satu untuk meng-compress frequency rendah, satu utk mid, dan satu utk high frequency.
Apabila digunakan dengan baik dan benar, sebagian besar pendengar yang awam tak akan menyadari bahwa compressor telah digunakan. Telinga manusia cenderung lebih peka terhadap perubahan pitch daripada perubahan amplitude.
Umumnya, sound engineer mengerti musik. Tentu nya anda mengerti, selain nada dan irama, perubahan dinamika atau keras lembut nya sebuah lagu sangat mempengaruhi keindahan dari lagu tersebut. Apalagi utk lagu klasik. Nah, inilah yang akan kita coba pertahankan.
Secara garis umum ada 5 buah parameter yang dapat di adjust, yaitu: threshold, ratio, attack time, release time, dan output/gain. Dari ke 5 parameter ini, saya akan membagi nya menjadi dua bagian yaitu, threshold dan ratio. Selanjutnya adalah attack time dan release time. Pertama-tama kita membahas soal threshold dan ratio.
Yang pertama adalah threshold. Threshold adalah satu point dimana apabila sebuah signal melewati titik ini, maka si compressor akan mulai bekerja. Anda lah yang menentukan threshold ini. Sebagai contoh, apabila threshold di set pada -20 dB, maka semua signal yang melewati -20 dB akan di proses. Signal yang tak melewati tak akan di proses.
Parameter yang kedua adalah ratio. Singkatnya, ratio adalah perbandingan atau jumlah dari kompresi yang akan dikenakan kepada signal audio yang melewati batas threshold. Misalkan ratio di set pada perbandingan 3:1 dan threshold -20 dBFS. Apabila signal berada pada -14, berarti melewati threshold dengan jumlah 6 dB. Lalu akan di kompress dengan perbandingan 3:1. Maka akan kita dapat hasil 2. Nah ini yang kita tambahkan pada threshold kita yang -20 tadi. Hasil akhir nya adalah -18 dB.
Kita telah membahas berulang kali soal dB ini, mungkin anda bertanya-tanya, berapa dB kah kompresi yang baik itu? Sebagai jawaban nya, tergantung selera dan jenis musik yang sedang anda mixing. Tapi, ada patokan nya yaitu: apabila anda sudah mengkompress sebesar 6 dB, maka di persepsikan itu adalah setengah dari keras nya suara sebelum di kompress. Utk lebih jelas nya perhatikan tabel pada bagian bawah artikel ini.
Parameter kita yang ketiga, adalah attack time. Attack time menentukan berapa lama nya si compressor menunggu sebelum mulai bekerja setelah ia mendeteksi ada nya signal yang melewati threshold. Seperti kita lihat pada gambar diatas, setiap instrument memiliki Sound Envelope yang berbeda. Jika attack time anda set fast, maka compressor akan melihat dan bereaksi pada hampir setiap signal yang melewati threshold.
Contoh nya saat kita gunakan compressor pada track drum. Apabila attack time di set cepat, maka compressor akan bereaksi terhadap setiap pukulan drum. Ketika anda merubah attack time to slow, maka compressor tak akan bereaksi terhadap signal berdurasi pendek.
Parameter kita yang ke empat, adalah release time. Release time menentukan berapa lama nya si compressor menunggu sebelum berhenti bekerja setelah ia mendeteksi bahwa signal audio sudah tak lagi berada di atas threshold. Bisa juga diartikan waktu nya sebelum compressor kembali ke normal (sebelum dia bekerja)
Parameter yang ke lima adalah make up gain, atau output. Ketika sebuah signal di compress, maka otomatis amplitude nya akan berkurang. Output ini berguna untuk menambah Gain dari signal audio anda yang sudah di kompress.
Beberapa Compressor memiliki settingan yang disebut Hard Knee atau Soft Knee. Perbedaan nya adalah, pada Hard Knee, ketika signal masih di bawah threshold, sama sekali tidak di compress. Begitu melewati threshold, maka compressor langsung bekerja. Pada soft knee, ketika signal mulai mendekati threshold maka compressor nya mulai bekerja.
Beberapa kesalahan yang banyak ditemui pada saat setting compressor:
* Threshold nya di set ke 0
* Ratio di set ke 1
* Attack terlalu besar saat meng-compress instrument perkusi
Cara cepat utk mengeset compressor :
* Set Ratio 3:1
* Set Attack Time 12 ms, Release Time 50 ms atau Auto
* Perlahan-lahan turunkan threshold nya sehingga didapat Gain Reduction antara 4 s/d 8 dB ( Tergantung jenis instrument nya )
Panduan menentukan parameter compressor :
Jenis instrument dipakai untuk menentukan attack dan release Time
Teknik bermain atau dynamic range dipakai untuk menentukan ration dan gain reduction
Baca juga SETTING DASAR VOCAL
Tuesday, March 11, 2014
MEREDAM SUARA PENONTON SAAT LIVE
Untuk meredam suara berisik penonton di lagu live menurut saya termasuk
hal yang lumayan susah (kalo tidak mau disebut mustahil) Ada beberapa
syarat mutlak yang harus dipenuhi agar audio tersebut bisa diredam suara
ribut-ributnya. Simak yang berikut ini
Sejatinya pertunjukan lagu yang live itu akan lebih hidup jika dibarengi dengan suara yel-yel dari penonton. Biasanya suara-suara dari penonton tidak akan dominan melainkan terdengar sayup-sayup di background. Kalau menurut saya itu tidak mengganggu melainkan lebih menambah kemeriahan suatu pertunjukan live.
Jika anda tidak menghendaki suara penonton sama sekali bisa saja anda cari versi rekaman studionya bukan?
Saya beberapa kali mencoba untuk melakukan filter terhadap suara gaduh penonton di adobe audition namun hasilnya kurang memuaskan dalam segi kualitas suara. Namun tetap saya jelaskan caranya supaya anda bisa memutuskan mau menggunakannya atau tidak.
Sebelumnya, 2 syarat mutlak agar suatu audio live bisa diredam suara-suara gaduh dari penonton:
Sejatinya pertunjukan lagu yang live itu akan lebih hidup jika dibarengi dengan suara yel-yel dari penonton. Biasanya suara-suara dari penonton tidak akan dominan melainkan terdengar sayup-sayup di background. Kalau menurut saya itu tidak mengganggu melainkan lebih menambah kemeriahan suatu pertunjukan live.
Jika anda tidak menghendaki suara penonton sama sekali bisa saja anda cari versi rekaman studionya bukan?
Saya beberapa kali mencoba untuk melakukan filter terhadap suara gaduh penonton di adobe audition namun hasilnya kurang memuaskan dalam segi kualitas suara. Namun tetap saya jelaskan caranya supaya anda bisa memutuskan mau menggunakannya atau tidak.
Sebelumnya, 2 syarat mutlak agar suatu audio live bisa diredam suara-suara gaduh dari penonton:
1. Dual channel (stereo) atau lebih (dolby 5.1), single channel (mono) tidak akan bisa dilakukan peredaman suara
2. Di record lewat peralatan mixer sound system. Umumnya pertunjukan live suaranya direkam melalui kanal mixer sound system. Jadi audio seperti ini yang lebih memungkinkan untuk diredam daripada audio yang langsung direcord dari kamera :D
Itu saja syaratnya. Berikut langkah-langkah yang saya tempuh untuk meminimalisir suara penonton dengan adobe audition:
1. Import audio klip ke timeline
2. Buka menu effects - filter - center channel extractor
3. Ada beberapa preset disana, pilih preset acapella. Preset acapella akan mereduksi channel kiri dan kanan namun tetap mempertahankan channel tengah sehingga vokal penyanyi menjadi lebih jelas dan suara latar (background) menjadi teredam.
Ini kebalikan dari proses menghilangkan suara vokal lagu :D
Preset amplify vocal dan lift vocal juga bisa anda pakai, atau atur sendiri settingan sesuai keinginan
Silakan anda mencobanya :D Kalau menurut saya lebih baik suara yel-yel penontonnya dipertahankan, untuk mendapatkan momen kemeriahan acara live
TIPS DALAM MIXING
Suara vokalnya bagus, dentuman drumnya ok, dan tarikan gitarnya mantab, kemudian digabungkan ketiganya menjadi satu, apa yang terjadi? Pasti Berantakan!. Sampai anda berkali-kali mengalami kegagalan dalam proses mixing musik, membuat anda frustasi. Mungkin butuh berkali-kali upaya untuk bisa menjadi tehnisi atau produser musik yang sukses. Namun, saya punya 20 tips yang bisa sangat membantu untuk melakukan proses mixing. Have fun!
Subscribe to:
Posts (Atom)